“Kita sedang persiapkan penerbitan obligasi yang jumlahnya sekitar Rp 400-500 miliar. Dan semester ke dua tahun ini kita harapkan sudah bisa terbit,” ungkap Direktur Utama Bank Riau, Erzon, saat dihubungi via telepon, Kamis (25/03/10).
Dijelaskannya, dengan adanya penerbitan obligasi tersebut, diharapkan mampu mendongkrak Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Riau. Terutama DPK masyarakat. “Kalau DPK dari obligasi yang dibeli masyarakat terkumpul, bisa memperkuat likuiditas,” ujarnya.
Erzon membantah jika pembiayaan untuk PLTU Riau akan memicu kekeringan likuiditas banknya. Tapi dia juga tak menampik dana Bank Riau yang terserap untuk PLTU Riau terbilang besar. “Makanya kita tutupi dengan menerbitkan obligasi sehingga likuditas kita tidak terganggu meski melakukan pembiayaan yang ckup besar untuk PLTU Riau,” tegasnya.
Meki begitu, kata Erzon, tidak tertutup kemungkinan bank lain yang berminat bisa ikut dalam sindikasi pembiayaan. Pasalnya, sindikasi pembiayaan ini memakai sistem sharing budget dan membuka kesempatan bagi bank lainnya untuk ikut bergabung.
“Tinggal nanti dibicarakan bagaimana sharing budget-nya antara ke tiga bank (Bank Riau, Bank Mandiri, dan BNI) dengan bank lain yang mau ikut. Kalau ada bank yang sepakat maka akan masuk dalam sindikasi pembiayaan,” tuturnya.
Ke depan, Bank Riau juga akan melihat peluang pembiayaan lainnya di sektor kelistrikan di Riau. “Tapi harus dilihat dulu kelayakannya dan kemampuan likuiditas kami,” pungkasnya.(kominfo-pde)