YPSBDI Ajak Bangsa Indonesia Bangga sebagai Bangsa yang Pintar

PEKANBARU (RiauInfo) - Yayasan Pandita Sabha Buddha Dharma Indonesia (YPSBDI) adakan Wahana Negara Raharja (WNR) dengan tema “Aku Pintar, Aku Bangga, Aku Orang Indonesia” pada tanggal 25-28 Oktober 2007 di Hotel Ibis, Pekanbaru. WNR diikuti oleh kurang lebih 1.000 umat Buddha dari seluruh Indonesia.

Adapun tema “Aku Pintar, Aku Bangga, Aku Orang Indonesia” dilatarbelakangi oleh berbagai fenomena yang menerpa bangsa Indonesia. Sepertinya orang Indonesia lebih bangga menjadi orang yang kaya dibandingkan menjadi orang yang pintar. Sebuah lembaga konsultan internasioanl mencatat pertumbuhan jumlah orang kaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan bersih 1 juta USD (+9 miliar) mencapai 16%. Sedangkan pertumbuhan rata-rata orang kaya di dunia saja hanya 8.3%. Tapi ironisnya, angka putus sekolah juga meningkat. Di Riau saja, jumlahnya mencapai 7.000 siswa, dari SD hingga SMA. Di kota besar maupun pedesaan, angka remaja putus sekolah sangatlah tinggi. Di Megamendung, Bogor, yang terhitung dekat dengan Jakarta, tidak sedikit remaja putus Sekolah karena alasan biaya ataupun remaja atau orang tua yang lebih memilih bekerja ketimbang Sekolah. Untuk membantu sejumlah anak yang tidak bersekolah, YPSBDI mendirikan SMP terbuka AMERTA di Megamendung-Bogor. Mengenai tema ini, Herwindra Aiko selaku Ketua Umum YPSBDI menyatakan, “Dalam keseharian banyak kita menyaksikan betapa kepemilikan mobil, rumah mewah atau jabatan tertentu lebih dibanggakan ketimbang pencapaian dalam pendidikan atau kepemilikan pengetahuan”. Ia juga menambahkan, “Padahal seorang manusia jelas belum bisa dikatakan utuh, jika tidak memiliki pendidikan”. Dalam WNR ini, selain sejumlah program pembinaan hati kepercayaan umat, juga diadakan serangkaian program kelas-kelas yang memberikan wawasan maupun pengetahuan praktis serta aksi sosial yang bertujuan selain meningkatkan kualitas diri juga memberi kontribusi langsung pada masyarakat setempat. “Adapun kegiatan-kegiatan ini merupakan implementasi dari ajaran sang Buddha yang menyatakan ,”Aku adalah Mata, Tiang dan Bahtera Bangsaku” jelas Aiko Senosoenoto lagi. Yayasan Pandita Sabha Buddha Dharma Indonesia (YPSBDI) adalah wadah bagi umat Buddha aliran Niciren Syosyu.YPSBDI yang didirikan pada tanggal 28 Oktober tahun 1964. YPSBDI aawalnya dikenal dengan nama Niciren Shoshu Indonesia, yang didirikan oleh Senosoenoto (Alm.) yang sekaligus menjabat sebagai ketua umum. Kini YPSBDI dipimpin oleh Herwindra Aiko. YPSBDI kini kurang lebih membawahi 2 juta umat yang tersebar di 19 propinsi. Serangkaian program pembinaan umat dilaksanakan dengan aneka kegiatan, seperti ceramah agama maupun kelas-kelas yang menambah wawasan, pengetahuan praktis maupun aksi sosial. Bekerjasama dengan Gerakan Peduli Sekitar Kita (GPSK), YPSBDI telah membuka Sekolah gratis, SMP Terbuka Amerta, 10 (sepuluh) perpustakaan di berbagai pelosok Indonesia, sebuah Sekolah Perempuan di Desa Wonomulyo, Jawa Timur, sebuah radio komunitas di Desa Setoyo, Purworejo, program beasiswa pendidikan bagi anak kurang mampu, penanaman pohon, dan banyak lagi. Wahana Negara Raharja adalah program pembinaan umat tahunan yang diselenggarakan bertepatan dengan hari jadi YPSBDI, 28 Oktober. Hingga Kini WNR telah diadakan sebanyak 9 (sembilan) kali. Sebelumnya, dalam setiap peringatan hari jadi YSBDI, tahun 1964, senantiasa disemarakan dengan berbagai kegiatan yang bersifat penanaman dan pelaksanaan terhadap nilai-nilai cinta tanah air.YPSBDI menjadi pelopor untuk gerakan donor mata, donor darah dalam berbagai kesempatan serta kebersihan di Taman Makam Pahlawan, sungai, pasar maupun jalan-jalan raya. Baru pada tahun 1989, cara syukuran hari jadi YPSBDI diberi nama Wahana Negara Raharja yang selalu diadakan berpindah-pindah, mulai dari WNR I di Bali, WNR II di Solo, WNR III di Malang, WNR IV di Medan, WNR V di Lembang, WNR VI di Makassar, WNR VII di Batam, dan tahun lalu WNR VIII di Pontianak. Dalam setiap penyelenggaraannya, WNR selalu diikuti ratusan, bahkan ribuan peserta yang berdatangan dari berbagai pelosok Indonesia. Mereka menjadi peserta dengan biaya mandiri. Wahana Negara Raharja secara sederhana dapat diartikan sebagai wadah untuk mengusahakan kesejahteraan negara. Oleh karena itu dalam setiap penyelenggaraannya WNR selalu menitik beratkan pada penanaman rasa cinta tanah air serta tindak nyata yang berguna bagi masyarakat. Adapun sejumlah paket program dalam WNR berupa seminar yang membahas berbagai permasalahan aktual yang dialami bangsa Indonesia, bakti sosial, seperti kebersihan, penanaman pohon, donor darah maupun aneka workshop menyangkut skill dan wawasan, seperti public speaking, menulis kreatif, talkshow bagi anak muda dan masih banyak lagi. Sejumlah pakar di berbagai bidang yang pernah terlibat adalah Wimar Witoelar, Siswono Yudohusodo, Bondan Winarno, Fira Basuki dan banyak lagi lainnnya. (Tony/rls)
 

Berita Lainnya

Index