PEKANBARU (RiauInfo) - Begitu seringnya dikatakan bahawa banjir yang datang pada tiap tahun adalah musibah serta terus berulangnya banjir yang menimpa warga yang ada disekitar aliran sungai Siak akhirnya membuat beberapa warga angkat bicara.
Seperti yang dikatakan Toni. Pemuda yang saat ini sedang berkuliah di UIN Suska Pekanbaru mengatakan, mestinya Pemeritah Kota Pekanbaru mencari solusi, ibarat kata pepatah mencegah lebih baik dari pada mengobati. Nah, mestinya inilah yang dilakukan pemerintah jangan hanya bisa memberikan bantuan setiap tahun.
Ia mencontohkan, Singapura itu daerahnya dikelilingi air, Belanda yang daratannya lebih rendah dari permukaan laut bahkan banyak lagi contoh negara atau kota besar di dunia yang daerahnya terletak di tepian laut, mereka mampu mencegah karena ada solusi yang subtansinya karena keseriusan untuk menanggulangi, apalagi kita yang hanya aliran sungai. Berarti musibah ini pun mestinya tidak akan terjadi jika Pemko Pekanbaru seperti itu, paparnya kritis.
Untuk itu ia yang menghimbau, jangan hanya bisa membela diri dengan mengatakan ini adalah musibah, tahun besok musibah begitu seterusnya musibah. Jadi untuk apa gunanya manusia jika telah mampu dikalahkan alam. Mestinya alam ini kita yang mengendalikkan, sindirnya dengan pedas.
Hal senda juga dikatakan Yusuf Mahasiswa Lancang Kuning asal Tembilahan yang kebetulah tinggal tidak jauh dari daerah banjir. Menurut dia, sudah sepantasnya PR ini diselesaikan oleh pemerintah Kota Pekanbaru. bahkan menurutnya, jangan ada lagi yang namanya banjir minimal bagaimana bisa meminimalkanlah, katanya berharap.
Ditambahkannya, Pemko jangan malu-malu untuk meminta bantuan kepada negara lain jika anak jati bangsa ini dirasakan tidak ada yang mampu menangani permasalahan banjir ini.
"Ya, kalau memang tidak ada lagi yang bisa menangani tentang solusi banjir ini lebih baik cari para ahli dari luar negeri. Jangan malu jika ada solusinya. Bukankah Malaysia sampai sekarang masih belajar dengan kita, pada hal mereka sudah cukup maju dari negara kita," ungkap Yusuf saat mengakhiri perbincangan dengan RiauInfo. (muchtiar)
