Warga Diminta Hati-Hati, Kini Sedang Beredar Tahu Berformalin

PEKANBARU (RiauInfo) - Para penggemar makanan tahu diminta hati-hati. Sebab saat ini diduga sedang beredar tahu yang mengandung zat berbahaya berupa formalin di kota Pekanbaru. Formalin yang biasanya digunakan untuk mengawetkan mayat ini digunakan untuk membuat tekstur tahu agar lebih bagus.

Pihak Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Pekanbaru telah melakukan pengujian terhadap sejumlah sampel tahu yang beredar di pasaran Pekanbaru. Dari hasil pengujian itu diketahui ada tujuh produsen tahu yang positif mengandung zat berbahaya itu. "Dari hasil pengujian yang dilakukan itu, ada tahun yang positif mengandung zat formalin," ungkap Kepala Seksi Pelayanan Konsumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, Hermi di Pekanbaru. Dia mengatakan tahu-tahu yang mengandung formalin itu berasal dari tujuh produsen. Dia menyebutkan ketujuh produsen tahu yang menurut peneltian BPOM Pekanbaru mengandung zat formaloin itu yakni tahun cina produksi Atong, tahu jawa produksi Sariyono, tahu produksi Lukman, tahu produksi Pakot, tahu produksi Suginah, tahu jawa buatan Ood, dan tahu cina produksi Tatik. Sehubungan ditemukannya tahu yang mengandung zat formalin itu, Helmi minta kepada masyarakat untuk berhati-hati setiap membeli produk tahu di pasar atau di warung-warung. Sebelum membeli diperiksa dulu tahunya apakah berbau bahan kimia, tidak dihinggapi lalat dan kenyal. "Itu merupakan ciri-ciri tahu yang mengandung formalin. Jika tanda-tanda itu ditemukan pada tahu tersebut, jangan dibeli, karena sangat berbahaya bagi kesehatan," jelasnya. Menurut dia, tahu yang tidak mengandung formalin tidak berbau bahan kimia, selalu dihinggapi lalat dan tidak kenyal. Sementara itu pihak produsen tahu menolak produk tahunya mengandung zat berbahaya. Seperti Lukman yang pabrik tahunya berada di Jalan Sidorukun No.67 Sigunggung mengatakan tidak pernah menggunakan formalin untuk tahunya. "Jangankan menggunakannya, saya sendiri tidak pernah tahu dengan formalin itu," jelasnya.(ad)
 

Berita Lainnya

Index