Wagub Kepri: BKPBM Bisa Bantu Pemprov Kepri Menjadi Pusat Melayu

news7570PEKANBARU (RiauInfo) - Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM) sebagai lembaga yang peduli terhadap pelestarian, pengembangan, dan publikasi budaya Melayu mempunyai posisi strategis untuk mendukung Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dalam upaya “membangkit batang terendam” (Melayu yang sudah terkubur). Hanya dengan penelitian yang serius, Kepri sebagai pusat kebudayaan Melayu dapat digali dan diungkap kembali. Dengan memublikasikan hasil-hasil penelitian tersebut, Provinsi Kepri sebagai pusat kebudayaan Melayu dapat diketahui oleh masyarakat dunia. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Kepulauan, Drs. H. Muhammad Sani, kepada Humas BKPBM, Yuhastina Sinaro, SST.Par, dan Redaktur Budaya MelayuOnline.com, Ahmad Salehudin, MA., Senin (01/12). Turut hadir dalam pertemuan yang diadakan di ruang VIP Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau tersebut antara lain Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kepri, Drs. Suhajar, M.Si. Pemangku BKPBM, Mahyudin Al Mudra, SH. MM., yang sedianya akan hadir, ternyata berhalangan karena pada saat bersamaan menjadi pembicara seminar yang diselenggarakan Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Menurut Wagub, ia bersama Gubernur Kepri, Drs. H. Ismeth Abdullah, sejak lama ingin menggali dan mengembangkan budaya Melayu di Kepri, namun belum menemukan partner yang cocok untuk melakukannya. Oleh karenanya, ketika mendapatkan informasi tentang website MelayuOnline.com, ia langsung melihat dan mempelajarinya. “Ketika membaca MelayuOnline.com, saya merasa telah menemukan patner yang sesuai untuk mengembangkan Melayu di Kepri”, ungkap HM Sani panjang lebar. Lebih lanjut, Sani mengungkapkan bahwa langkah awal yang bisa dilakukan oleh BKPBM adalah melakukan penelitian terhadap aspek bahasa, sejarah, dan budaya Melayu di Kepri. Hanya dengan penelitian, Pemprov Kepri dapat “membangkit batang terendam”. Tak hanya itu, melalui penelitian yang intensif masyarakat juga akan mengetahui bahwa Kepri merupakan basis budaya Melayu, dengan Pulau Penyengat sebagai pusatnya. “Saya minta kepada BKPBM untuk membantu mengirimkan beberapa penelitinya ke Kepri. Kami harapkan mereka untuk meneliti semua daerah di Kepri,” ungkapnya. Setelah pertemuan tersebut, Wagub langsung meluncur ke Batam untuk menghadiri acara lain. Namun, sebelum meninggalkan tempat Wagub meminta kepada Suhajar, Kepala Bappeda, untuk mengatur agar penelitian BKPBM sesegera mungkin dapat terlaksana. Pada kesempatan tersebut, Yuhastina menyerahkan cenderahati berupa buku Tunjuk Ajar Melayu dan Redefinisi Melayu, karya Mahyudin Al Mudra. Setelah pertemuan tersebut, Suhajar menjamu Humas dan redaktur budaya MelayuOnline.com yang sekaligus Pemred RajaAliHaji.com di sebuah rumah makan di daerah bernama pinggir pantai. Dari rumah makan ini, kami tidak saja dapat menikmati makanan khas Tanjungpinang, Sup Ikan, yang sangat lezat, tapi juga pemandangan indah nan eksotik Pulau Penyengat. Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah Pemprov Kepri, khususnya kepala Bappeda, yang telah mengundang dan memfasilitasi semua keperluan selama berada di Kepri.(ad)
 

Berita Lainnya

Index