Untuk Pindah Kamar Bersih Dihargai Rp 2.000.000

PEKANBARU (RiauInfo) - Cerita tentang pungutan liar yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Pekanbaru sebenarnya sudah menjadi rahasia umum. Bahkan kasus seperti ini sudah berulang kali diekspos dan diadukan ke pihak terkait.

Namun sepertinya praktek liar ini, seperti sudah menjadi agenda rutin bagi petugas LP yang berhadapan dengan pengunjung atau pembesuk tahanan. Seberapakah kebenaran tentang pungutan liar yang terjadi di lembaga pemasyarakatan Kota Pekanbaru tersebut. Sebelumnya, RiauInfo mendengar pernyataan dari salah seorang keluarga dari tahanan yang mengatakan, bahwa banyaknya pungutan-pungutan yang terjadi di dalam LP. Untuk membuktikannya, Jumat (20/6), Riau Info pergi ke LP yang ada di jalan Lembaga Pemasyarakatan Gobah. Saat pertama masuk ke halaman LP tersebut dan melanjutkan ke ruang lapor untuk pengisian keterangan sebagai pembesuk. Setelah itu, dipersilahkan memasuki kawasan gedung LP yang masih tertutup pagar besi. Setelah memberi tanda dengan mengatakan pembesuk, petugas yang berpakaian dinas LP membukakan pintu. Setelah masuk petugas menutupnya lagi. Terlihat sangat ketat pengawasan. Karena selain pintu besi yang bergembok juga dilapisi penjagaan yang berlapis. Semula hati berkata, jika berlapis seperti ini mana mungkin para tahanan akan kabur. Tapi setelah sampai pada penjagaan lapis pertama, petugas yang berbadan tegap menyodorkan buku absen. Sedikit bingung bertanya dalam hati, absen apalagi, bukankah absen tamu sudah diisi di ruang lapor tadi. Ternyata, setelah terdiam sejenak petugas memberi isyarat dengan membuka buku yang didalamnya terdapat banyak uang pecahan seribu dan lima ribu. Setelah mengerti maksudnya apa, lalu mengeluarkan pecahan Rp 2000 dan meletakkannya di dalam buku tersebut. Hanya beberapa langkah, ternyata ada lagi meja yang harus disinggahi. Meja yang dijaga wanita yang sudah terlihat berumur itu mengatakan, "barang-barang harus dititipkan seperti Hp atau barang bawaan lainnya". Setelah dititip ternyata, masih ada yang harus dipenuhi yaitu uang. Uang apakah itu, petugas itu tidak menjelaskan hanya mengatakan sukarela. Karena sukarela, lalu uang sebanyak Rp 1000 diserahkan kepada petugas wanita itu. Tapi petugas itu malah minta tambah Rp 1000 lagi. Dengan sangat terpaksa uang Rp 1000 pun diserahkan lagi. Setelah itu, para pembesuk diarahkan ke ruang tunggu untuk memberikan nama dan ruangannya. Dan benar tidak lama kemudian, orang yang akan dilihat sudah menuju ruang besuk. Namun jangan salah, bukannya pada ruangan tunggu sebelumnya tidak dipungut apa-apa. Tetapi untuk ketiga kalinya lagi-lagi harus rela menyumbangkan uangnya dengan kata sukarela dengan minimal Rp 1000.(mukhtiar-bersambung)


Berita Lainnya

Index