Untuk Lancarkan PON, Pemerintah Terbitkan SKB Pengganti Kepres

JAKARTA (RiauInfo) - Akhirnya Pemerintah memutuskan akan menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menegpora, Mendagri, Kapolri, Jaksa Agung dan Kepala BPKP Pusat, untuk menjadi payung hukum penggunaan dana dalam rangka menyukseskan PON XVIII Tahun 2012 Provinsi Riau. Keputusan ini diambil setelah semua pihak terkait di Jakarta melakukan rapat gabungan di Kantor Irjen Depdagri. Rapat dipimpin Sekretris Menkokesra Indroyono Susilo didampingi Sesmenegpora Joko Pekik dan Irjen Depdagri Maliki Heru Santoso. Hadir para deputi dan perwakilan Menteri BUMN, LKPP, BPKP, Setneg, KONI Pusat, perwakilan Kejaksaan agung dan 40 peserta lainnya. Tim Pemprov Riau dan PB PON, dipimpin H Syamsurizal, didampingi Plt Kadispora H Emrizal Pakis, Karo Keuangan Hardy dan sejumlah panitia lainnya. Kasubbid Data dan Penyiaran Informasi Bidang PPM PB PON, Ir Ridar Hendri MKom yang ikut dalam rapat itu melaporkan, rapat berlangsung tiga jam namun berjalan lancar to the point dan tak bertele- tele. Ini lantaran semua pihak menyadari PON tinggal 28 hari lagi potong libur lebaran. Keputusan ini diambil pada detik-detik terakhir karena dipastikan Presiden tak akan mengeluarkan Kepres khusus untuk pengadaan barang dan jasa yang bernilai ratusan milyar namun masih belum tuntas di PON. Artinya untuk tender, waktunya tak keburu, namun payung hukum untuk melakukan pengerjaan juga belum ada. Alhasil, pihak PB PON tidak mau gegabah dalam mengeluarkan dana. Hasil notulen rapat segera dilaporkan Sesmenkokesra kepada Menko Kesra melalui telepon. "Oke, keputusan itu saya setuju. Nanti kita rapat sekali, lalu diteken bersama-sama SKB itu, dan sebelum 17 agustus sudah jalan," kata Menko Kesra Agung Laksono sebagaimana dikutip Indroyono. Penerbitan SKB ini merujuk pada kasus sejenis pada tahun 2007 tentang percepatan pengadaan bantuan benih untuk mengejar musim tanam. Kepala Inspektorat Pemprov Riau H Syamsurizal sangat gembira menerima keputusan ini. "Besok SKB nya keluar" langsung semua gerbong jalan," ujarnya sumringah. Syam yang juga Ketua Harian PB PON ini wajar gembira, karena dengan demikian sudah dapat membayarkan segala kewajiban Pemprov. Termasuk membayar utang penyelesaian beberapa venues yang dibangun kontraktor BUMN. Termasuk Stadion Utama. Masalah ini sempat pelik karena para kontraktor kurang lancar menuntaskan pekerjaaan, karena sisa uang belum dibayarkan. Padahal dana Pemprov tersedia, tapi tak bisa dicairkan karena tak ada payung hukum yang jelas. Dalam SKB itu nanti, Syamsurizal minta ada penegasan dan jaminan, bah jika dilaksanakan dengan baik, tak kan ada ekor- ekor hukum yang mengikuti. Pihak BUMN juga bersedia mnggenjot pekerjaan, asalkan hak mereka mulai dibayarkan. Sebab, bahan dan peralatan sudah ada di lapangan. Tinggal mengerjakan saja. Emrizal Pakis memastikan, setelah mengecek kondisi terakhir di lapangan, tak ada satu pun venues yang dipindah ke luar Riau. Ada memang venues yang dipindah ke hotel lain, atau ditambah hotelnya seperti binaraga dan angkat berat. "Selebihnya oke," tegasnya. Dalam rapat itu juga dipastikan satu dua hari ini dana bantuan Menegpora yang Rp 100 millyar akan turun secara bertahap mengikuti kesiapan administrasi. Emrizal menambahkan, venues-venues yang selama ini belum tuntas, setelah dicek kemarin ke lapangan, rata-rata sudah di atas 95 persen. "Tinggal pernak-perniknya saja lagi," ujarnya. Panahan, tinggal penataan rumput. Mereka udah bekerja. Yg perlu percepatan kerja. Volly indoor tinggal sound system, AC. Sofball 95 persen. Bisball juga gak ada masalah hanya perlu penataan rumput. Boling, barang sudah masuk sudah cuma ada barang yang tertinggal di Jepang dan Cina. Sementara menembak, minimalis, yang penting fungsional. Masalahnya TD memberi deadline tanggal 17, sementara panitia minta ada kelonggaran. Futsal juga target asalkan fungsional. Soal bilyar diupayakan tetap di Ritos. Binaraga angkat besi tambah lokasi hotel, bukan pindah. Alat yang kurang, kita pinjam. Gubri Minta Kantor Pemerintah Buat Baleho Semarakan PON.(rh)
 

Berita Lainnya

Index