Tukang Ojek Pasrah Bercampur Khawatir

PEKANBARU (RiauInfo) - Dengan dipastikannya naik bahan bakar minyak jenis bensin pada tanggal 1 Juni mendatang oleh pemerintah membuat para tukang ojek bersikap pasrah, hal ini karenakan tidak ada pilihan selain menerima.

Seperti halnya yang dikatakan Agus Priadi (30) seorang tukang ojek jalan Bahana dan sekitarnya yang ada di kecamatan Marpoyan Damai. Meski saat ini motor bebek yang sedang dikreditnya sudah nunggak satu bulan ditambah dengan uang sekolah bagi dua orang anaknya yang duduk di kelas 2 SD dan 4 SD, ia tetap menerima dengan pasrah. Karena, disesali pun tidak ada gunanya, katanya. Agus Priadi asal Padang Sumatera Barat mengaku sudah 3 tahun tinggal di Kota Pekanbaru. Selain mengojek ia juga sering membantu temannya yang penting bagaimana bisa mendapatkan uang halal, ungkapnya. Penghasilan ojek dengan satu bulan rata-rata 500 sampai dengan 600.000 rupiah ditambah dengan penghasilan istri yang berdagang kecil-kecilan di tempat tinggalnya jalan Garuda masih belum bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya, apalagi anaknya yang masih duduk dibangku sekolah yang memerlukan biaya belajar. Diakuinya, saat gencarnya kenaikkan isu BBM hingga telah diputuskannya pada 1 Juni mendatang ada sedikit kekhawatiran begitu juga dengan teman seperofesinya. Untuk saat ini memang belum ada pengaruh, harga ojek masih seperti biasa sesuai kemana arah tujuan. Namun jika nanti telah naik dari 4500 menjadi 6000 rupiah per liter pelanggan yang biasa memakai jasa ojeknya akan mengambil jalan lain. Sikap pasrah bercampur kekhawatiran juga datang Rudi seorang tukang ojek yang mangkal di tempat yang sama. Katanya ia khawatir jika nanti motor yang baru 3 bulan diambilnya dari deraler tidak bisa membayarnya. Karena saat tukang ojek menaikkan ongkos saat minyak telah naik nanti, pelanggan yang menggunakan jasa ojeknya akan berkurang. "Takutnya nanti kalau ongkos naik, pendapatan berkurang. Sementara barang kebutuhan naik. Wah bisa tak terbayar motor yang baru diambil," katanya di depan teman ojek lainnya. Namun menurut Anto yang sudah 7 tahun mengojek ini tidak yakin para pelanggan yang biasa memakai jasa ojeknya ini akan pergi. Karena dari pengalamannya beberapa tahun yang lalu saat pemerintah menaikkan BBM juga tetap seperti biasa karena ojek ini adalah kebutuhan bagi warga, khususnya jalan yang bukan lintasan oplet. Yang jelas diawal-awal para tokeng ojek menaikkan ongkoslah. Sesudah itu warga tidak mempermasalahkannya lagi. Penyesuaian, katanya samnil tersenyum dengan yakin. (muchtiar)


Berita Lainnya

Index