Tim Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai Kembali Beraksi

[caption id="attachment_7389" align="alignleft" width="300"]Tim Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai Kembali Beraksi Tim Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai Kembali Beraksi[/caption] PEKANBARU (RiauInfo) - Tim Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai Tahap II Sungai Siak, hari ini Minggu (12/6) memulai melakukan perjalanan penelusuran Sungai Siak. Tim yang beranggotakan 5 orang ini akan melakukan ekspedisi selama selama 120 hari yang dimulai dari hulu Sungai Siak di Kampung Tandun dan berakhir di muara Sungai Siak di Bengkalis. Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai Tahap II Sungai Siak yang diselenggarakan Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau dan didukung oleh Pemerintah Provinsi Riau melului Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kebudayaan ini merupakan lanjutan dari Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai Tahap I Sungai Rokan. Kegiatan ini bertujuan mengumpulkan data otentik tentang khazanah kebudayaan Melayu untuk digunakan dan dimanfaatkan oleh beragam kalangan dari berbagai disiplin ilmu dan keilmuan, pendukung bermacam-macam aktivitas kebudayaan, keberadaannya akan kembali menghidupkan gaung, semangat, dan kebesaran Melayu itu ke permukaan, sekaligus melakukan kampanye penyadaran kepada masyarakat dan individu-individu yang memiliki tanggung jawab pemeliharaan khazanah kebudayaan Melayu. Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai ini merajut empat isu utama yang berkaitan dengan pembangunan provinsi Riau pada umumnya yang tertuang dalam Visi Riau dan Master Plan Riau 2020, dan Visi serta Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Riau. Visi Riau yang inti matlamatnya menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan dan ekonomi Melayu di Asia Tenggara tahun 2020, pencapaiannya dituangkan ke dalam grand design Master Plan Riau 2020 yang menempatkan daerah aliran sungai (DAS) sebagai basis pembangunan. Sedangkan visi Universitas Riau, yaitu “menjadi universitas riset sebagai pusat pemeliharaan, penemuan, dan pengembangan IPTEKS untuk mencapai keunggulan” yang mengacu kepada Pola Ilmiah Pokok (PIP) yaitu “pengembangan wilayah perairan, nilai-nilai Kebudayaan, moral, dan peradaban yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Riau dan Indonesia khususnya, dan umat manusia umumnya, pada tahun 2020”. Baik Visi dan Master Plan Riau 2020, maupun Visi dan Pola Ilmiah Pokok Universitas Riau itu menempatkan “sungai sebagai focal point. Persoalannya adalah sudah seberapa luas dan dalam ”sungai” di Provinsi Riau diketahui, baik sebagai ruang alamiah, ekonomi, realitas kehidupan, maupun kebudayaan dan peradaban. Dalam konteks kebudayaan dan peradaban saja, misalnya, data yang mendukung pengetahuan dan pemahaman kita amatlah terbatas, berbanding terbalik dengan kepercayaan akademik kita tentang peran sungai-sungai yang ada di Riau dalam dinamika kebudayaan, peradaban, dan ekonomi di rantau ini. Khazanah kebudayaan Melayu tradisional yang pernah dan masih ada di tengah-tengah kehidupan orang/masyarakat Melayu di perkampungan di daerah aliran sungai di Riau juga semakin terancam oleh pergeseran orientasi transportasi (dari air ke jalan). Bahwasanya hampir secara keseluruhan dari khazanah kebudayaan tradisional Melayu yang terdapat di kampung-kampung, di ladang-ladang, di rumah-rumah hunian yang terpencil yang ada di sepanjang rantau Sungai Siak terancam keberadaannya, sehingga perlu dilakukan pekerjaan mengumpulkan dokumentasi sebelum khasanah kebudayan dan peradaban itu punah.(ad/rls)

Berita Lainnya

Index