Tapi Tidak Pengaruhi Nilai Pasar Lelang

PEKANBARU (RiauInfo) - Hari ini Dinas Perindusterian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Riau melaporkan hasil akhir pasar lelang senilai 2,071 miliar ke Pemprov Riau. Nilai yang dinilai final ini terdiri dari lima transaksi dari tujuh transaksi sebelumnya.

Penurunan jumlah transaksi disinyalir akibat mekanisme pasar dalam rentang waktu negosiasi antar penjual dan pembeli dari pertemuan di pasar lelang pada 25 Juli 2007 lalu di hotel Quality Pekanbaru. Menurut Sonny, selaku pemandu pasar lelang, hal ini merupakan gejala pelaku pasar yang biasa dalam perdagangan. Menurut Sonny, suhu harga barang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang dalam hal ini akan mempengaruhi kesepakatan kedua belah pihak, baik pembeli maupun penjual. Sehingga, lanjut Sonny, pasar lelang pada Juli yang lalu hingga keputusan pelaku pasar menjadi berubah setelah sekitar satu bulan mereka saling chek dan ricek ke lapangan. "Ada kalanya si pembeli harus melihat langsung ke tempat penjual. Atau si penjual akhirnya tidak ready stok, sehingga akan mempengaruhi volume transaksi," terang Sonny. Laporan akhir transaksaksi pasar lelang 25 Juli 2007 itu seperti Kelapa Bulat saat di pasar lelang berlangsung, pembeli meminta satu juta butir. Namun akhir kesepakatan menjadi 8.500 butir saja. Begitu juga dengan komoditi Sawi Putih, akhir transakasinya menjadi 60 ton saja dengan nilai 120 juta rupiah. Selanjutnya permintaan Ayam potong hanya tinggal 7,2 ton senilai 116 juta lebih. Dan komoditi Pinang Bulat tercatat 3 ton senilai 45 juta rupiah. Sedang komoditi Beras IR 46 tetap 200 ton dengan nilai 940 juta rupiah. "Asumsi ini sangat wajar dan lumrah dalam perdagangan. Sehingga walaubagaimanapun, transakasi ini akan terus berlanjut antar pedagang sesuai suhu bisnis yang dapat mempengaruhi baik nilai maupun volume barang dari waktu ke waktu," ujar Sonny.(Surya)
 

Berita Lainnya

Index