Tanamkan Nasionalisme, Pendidikan dan Keluarga Berperan Penting

PEKANBARU (RiauInfo) - Bupati Bengkalis H Syamsurizal mengatakan, sejarah mencatat dan membuktikan bahwa peranan pendidikan dalam membangkitkan, membangun dan menanamkan jiwa nasionalisme, telah teruji. Bahkan bangkitnya nasionalisme pada zaman penjajahan, pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan.

Mengingat langkah efektif untuk membangun dan menanamkan jiwa nasionalisme kepada gererasi muda melalui dunia pendidikan, Syamsurizal mengatakan sudah menginstruksikan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, untuk proakif dan melakukan langkah-langkah konkrit. Tujuannya, bagaimana agar lembaga pendidikan dan guru-guru di daerah ini, bukan saja mampu mencetak siswa-siswi yang menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga melahirkan out put siswa yang memiliki jiwa nasionalisme yang kuat. Keduanya harus sejalan. “Karena, selain wadah menuntut ilmu pengetahuan, lembaga pendidikan juga berperan sebagai tempat menggodok dan menyiapkan generasi muda dan calon pemimpin bangsa. Kita akan jadikan penanaman jiwa nasionalisme di lembaga pendidikan ini sebagai gerakan daerah. Dalam waktu dekat akan kita canangkan,” kata Syamsurizal. Dicontohkan, kata kandidat doktor di salah satu universitas terkemuka di Malaysia ini, keberhasilan tokoh-tokoh perjuang seperti Haji Samanhudi, dan HOS Cokroaminoto dalam membumikan nasionalisme di tingkat grass root, dikarenakan peranan dunia pendidikan yang mereka bangun.Dijadikan wahana persemaian semangat nasionalisme. Baik itu melalui pendidikan formal maupun formal. “Begitu pula gerakan Boedi Utomo yang akhirnya memunculkan ide persatuan pada konggres 1928 (sumpah pemuda), juga tak lepas dari peranan dunia pendidikan,” kata Syamsurizal di kediaman resmi Wisma Daerah Sri Mahkota, Selasa (27/5). Lantas, mampu lembaga pendidikan di daerah ini merealisasikan tanggung jawab besar dan mulia tersebut? Dengan tegas Syamsurizal menjawab, mampu dan harus mampu. “Mengapa tidak? Sejak sebelum merdeka, tenaga pendidik memang selalu menanamkan kesadaran akan harga diri sebagai bangsa. Menanamkan semangat nasionalisme kepada peserta didik dan masyarakat. Fungsi dan peran itu hingga sekarang tidak berubah,” katanya. Untuk itu, katanya, seluruh tenaga pendidik di daerah ini harus bangkit. Semakin menyadarai bahwa profesi yang diemban itu, memiliki fungsi penting dalam menanamkan, mencetak serta mempersiapkan generasi muda bangsa yang mempunyai jiwa nasionalisme yang kuat. Kemudian, kata Syamsurizal, penanaman jiwa nasionalisme pada siswa di sekolah harus dilakukan secara terintegrasi. Bukan hanya terbatas satu guru bidang studi saja, yaitu hanya pada guru PPKn saja. Tetapi merupakan tanggung jawab guru semua mata pelajaran. “Semua guru di daerah ini, baik itu mata pelajaran Ekonomi, Fisika, Matematika, Kimia, Biologi, Bahasa Indonesia, Sosiologi dan lain sebagainya, memiliki tanggung jawab sama. Bersatu pad dan bahu membahu. Begitu pula tenaga pendidik di lembaga pendidikan non formal, juga berkewajiban serupa,” katanya.(ad)

Berita Lainnya

Index