PEKANBARU (RiauInfo) – Sepertinya, yang namanya kebakaran di Kota Pekanbaru ini sudah akrab terdengar. Betapa tidak, selama bulan Agustus ini saja tidak kurang dari 15 buah rumah hangus dilalap si jago merah. Kerugian yang ditaksirkan pun mencapai 2-3 miliar. Wooww!
Berselang 20 menit kemudian, di jalan Pinang, gang Pinang I. 5 rumah dengan rincian, 2 rumah bulatan dan 3 rumah petak beserta 1 bangunan MDA yang terdiri 4 lokal juga hangus terbakar. Nyaris tidak ada yang bisa diselamatkan. Mengingat bangunan rumah yang sempit, membuat api dengan cepat meluluh lantakan hanya dengan waktu sesaat.
Kondisi ini disebabkan kondisi gang Pinang I yang sempit, sedangkan bodi mobil kebakaran besar. Akibatnya, petugas kita tidak bisa berbuat maksimal, kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (DPK), Sayamsul Bakhri kepada wartawan Jumat (15/8).
Lebih lanjut dikatakannya, selama 3 periode jabatan kepala dinas pemadam dan kebakaran, inilah yang paling parah. Bahkan, hingga bulan Agustus selama ia menjabat ini, diperkirakan kerugian mencapai Rp 11-12 miliar.
Kebakaran ini, umumnya disebabkan karena konsleting listrik. Apalagi sejak adanya kebijakan pemadaman oleh PLN, ujarnya. Disisi lain, ia juga menyatakan, bahwa saat kebakaran di jalan Garuda Sakti, petugas menemukan adanya kabel yang tersambung ke rumah warga lainnya. Untuk itu, Kepala DPK ini mengharapkan, untuk mencegah kebakaran ini, salah satunya adalah tidak mengambil aliran listrik dengan tidak semestinya.
Kemudian disisi lain, ia juga menyebutkan tentang masih kurangnya tenaga petugas pemadam kebakaran. Saat ini, DPK memiliki 120 orang. Sedang idealnya, untuk Kota Pekanbaru 210 petugas.
Begitu juga dengan mobil pemadam kebakaran. Standar untuk Kota Pekanbaru mempunyai 24 armada. Sedangkan saat ini naru memiliki 15 armada. (muchtiar)