Surya Paloh dan Ical Saling Serang

PEKANBARU (RiauInfo) - Dua kandidat Ketua Umum Partai Golkar, Surya Paloh dan Aburizal Bakrie tampaknya mulai saling serang. Keduanya tidak hanya melakukan perang komentar melalui tim sukses masing-masing. Kedua kandidat juga saling serang melalui kampanye negatif di media massa.
Misalnya saja, di sebuah harian lokal kemarin menerbitkan berita tentang kasus dugaan korupsi di halaman pertama. Berita berjudul "Calon Bos Golkar Tersandung Dugaan Kasus Korupsi" itu dimuat di halaman satu, lengkap dengan foto Surya Paloh. Dalam beritanya, harian itu menyebut Surya Paloh mangkir dalam pemeriksaan kasus dugaan korupsi dana bantuan Mobil Cepu Limited di Kejaksaan Negeri Bojonegoro, Jawa Timur. Tim sukses Surya Paloh terang saja meradang. Mereka menyatakan berita tersebut sebagai berita sampah. "Kita membantah keras pemberitaan itu. Ada black campaign yang dilakukan tim ARB (Aburizal Bakrie, Red), seolah-olah Pak Surya terkait dengan kasus itu. Itu sampah murahan karena Kejari Bojonegoro tidak pernah melakukan pemanggilan terhadap Pak Surya," tegas Juru Bicara Tim Pemenangan Surya Paloh, Sugeng Suparwoto. Sugeng yang juga direktur Surya Energi ini menyatakan, Surya Paloh memang menjadi salah satu investor Blok Cepu melalui kerjasama dengan Pemerintah Bojonegoro. Namun, investasi tersebut tidak terkait dengan kasus pembebasan lahan yang dilakukan Mobil Cepu Limited. “Itu kasus lama, sebelum kami menjadi salah satu investor participating interest Blok Cepu,” paparnya. Serangan kampanye negatif juga terjadi untuk kubu Aburizal Bakrie. Di sebuah koran lokal, terpampang iklan dari Solidaritas Rakyat untuk Korban Lapindo yang menolak Aburizal Bakrie sebagai kandidat ketua umum Golkar. "Selamatkan rakyat dari kejahatan kolusi kekuasaan," demikian judul iklan dalam huruf-huruf kapital itu. Di bawah pernyataan tertera tanda tangan sejumlah tokoh, antara lain KH Salahuddin Wahid, Arbi Sanit, Sukardi Rinakit, Yudi Latif, Franky Sahilatua, Bonny Hargens, Chalid Muhammad, Soegeng Sarjadi, Fadjroel Rahman, Adnan Topan Husodo, M Hanif Dhakiri, dan lain-lain. Total nama yang dicantumkan sebagai pendukung pernyataan itu sekitar 50-an tanda tangan. (ad/ist)
 

Berita Lainnya

Index