Sumur Bor di Kecamatan Bantan Semburkan Gas

PEKANBARU (RiauInfo) - Sejumlah pekerja yang mengerjakan pembuatan sumur bor di perbatasan Desa Kembung Luar dan Teluk Lancar Kecamatan Bantan, panic bukan kepalang. Pasalnya, lubang yang digali tiba-tiba mengeluarkan semburan gas.

Untuk menghindari terjadi hal yang tidak diinginkan, mereka terpaksa menghentikan aktifitas dan mejauh dari lokasi semburan. Pasalnya, semburan pertama, ketinggiannya mencapai 10 meter. Ketika dikonfirmasi, Camat Bantan Eri Kesuma Pribadi membenarkan hal tersebut. Untuk mencegah timbulnya hal-hal yang dapat membahayakan, Eri mengatakan Kepala Desa Matno Parngadi sudah melarang warga mendekati lokasi semburan gas tersebut. “Kita kawatir kalau-kalau semburannya membesar, atau ada warga yang usil bermain api di sekitar semburan, makanya warga telah di lapang Kades Teluk Lancar agar tidak mendekatinya,” terang Eri Mengutip keterangan Matno, Eri menambahkan, di sekitar lokasi semburan itu, beberapa tahun lalu juga pernah terjadi hal serupa. Tapi tidak sebesar sekarang. Semburan gas tersebut berhenti setelah lubang ditutup. “Semburan kali ini berbeda. Meskipun telah dicoba para pekerja untuk menutupnya, tapi tidak berhasil. Namun timbunan itu jebol dan semburan gas kembali terlihat. Kemungkinan di sekitar sini ada semacam kolam gas, atau entah apa namanya, sebab ini sudah yang ketiga kalinya,” terang Eri. Yang lebih mengkhawatirkan, sambung Eri, sudah tiga hari ini semburan tersebut terjadi namun tidak ada tanda-tanda bakal berhenti. Karena itu, sesuai permintaan Matno dan masyarakat setempat, Kamis (13/3) kemarin Eri mengaku sudah turun langsung ke lokasi. Bukan itu saja, Eri juga sudah memberikan informasi tersebut kepada PT Kondur Pteroleum SA. “Menurut pihak PT Kondur, semburan seperti itu lumrah, atau disebut gas rawa. Tapi mereka bersedia datang melihat langsung kalau memang dibutuhkan,” terang Eri. Selain itu, hal itu juga, menurut mantan Camat Merbau ini sudah dilaporkan kepada bupati Bengkalis. “Sesuai instruksi bupati, dirinya melalui kepala desa setempat diminta untuk terus mengamati perkembangan semburan gas tersebut. Jika dalam beberapa hari ke depan belum juga berhenti, maka disarankan untuk mendatangkan tim ahli. “Beberapa hari kita akan pantau terus, tapi kalau tidak juga berhenti kita akan undang tim ahli untuk mengkaji semburan tersebut, terutama menyengkut keselamatan masyarakat setempat,” imbuhnya. Saat ini, lanjut Eri, pihaknya sudah memagari lokasi tersebut dengan tali dan berpesan kepada tokoh masyarakat dan pemuda setempat untuk menjaga agar tidak ada warga yang bermain api di sekitar lokasi semburan. “Saya sudah minta kepada warga setempat untuk menjaga dan melakukan antisipasi terhadap berbagai kemungkinan yang dapat terjadi,” imbuh mantan Kabag Umum Sekretariat Daerah Bengkalis ini. Sementara itu, dihubungi usai mengikuti senam kesegaran jasmani di pantai pasir Bandar Sri Laksamana, Jum’at (14/3) pagi, Bupati Bengkalis H Syamsurizal mengatakan, sudah menerima laporan tentang adanya semburan gas tersebut. “Sudah. Baik camat Bantan maupun Kepala Bapedalda sudah melaporkan hal itu,” jelas Syamsurizal didampingi Kepala Bapedalda H Nursyidin. Bukan itu saja, karena Pemkab Bengkalis tidak memiliki tenaga ahli, bupati juga mengatakan sudah menugaskan Kepala Bapedalda untuk meminta bantuan PT Kondur Petroleum SA dalam menanganinya. “Meskipun baru secara lisan, manajemen PT Kondur Petroleum SA sudah menyatakan kesediaannya,” terang Syamsurizal.(ad)

Berita Lainnya

Index