Segera Terbit Buku Sejarah IKMR Sebelum Pelantikan

PEKANBARU (Riauinfo) - Usai mengumumkan susunan pengurus Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) Provinsi Riau 2021-2026, Ketua Umum IKMR H. Basrizal Koto langsung menggelar rapat perdana dengan pengurus harian di Hotel Premier, Pekanbaru, Ahad (26/12) malam.

Rapat itu membahas sejumlah kegiatan prioritas diantaranya menerbitkan buku sejarah IKMR Provinsi Riau, pendataan dan pembuatan database anggota IKMR, konsolidasi organisasi, pelantikan dan pembangunan kantor atau gedung IKMR Provinsi Riau.

Basrizal Koto alias Basko meminta agar buku sejarah IKMR Provinsi Riau itu segera diterbitkan sebelum pelantikan pengurus. Buku tersebut sedang disiapkan Iqbal Ali, mantan Sekretaris Umum IKMR dan Fendri Jaswir, Sekretaris Umum IKMR sekarang. Nanti buku itu dibagikan pada waktu pelantikan.

Menurut Basko, buku ini penting mengingat IKMR punya catatan sejarah cukup panjang. Berawal dengan berdirinya Ikatan Keluarga Sumatera Barat (IKSB) tahun 1969. Lalu, tahun 2000 diubah namanya menjadi Ikatan Keluarga Minang Riau pada Mubes IKSB di Hotel Sahid Pekanbaru.

Usulan nama IKMR itu berasal dari tokoh Melayu Riau di Lembaga Adat Melayu Riau (LSMR) Wan Galib dan Tennas Efelfendi. Mereka berpendapat nama IKSB tidak cocok di Riau. Sebab, sejatinya semua adalah warga Riau yang bersuku Minang. ''Saya yang diutus menghadap beliau. Dan beliau-beliau mengusulkan nama IKMR, '' kata Basko.

Lalu Basko menghadap Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Datuak Panduko Simulia. Datuak setuju nama tersebut karena prinsip dima bumi dipijak, di sinan langik dijunjuang. ''Nah, mereka kita undang ke Mubes IKSB. Di situlah nama IKMR disepakati, '' ujarnya.

Dalam Mubes itu terpilih Basko sebagai Ketua Umum IKMR. Orang yang mengusulkan adalah Busra Algerie, wartawan senior. Sedangkan Basko mengusulkan Djufri Hasan Basri, Ketua Umum IKSB. Namun peserta Mubes sepakat memilih Basko, meskipun ada yang tidak puas.
Sejak itu, Basko mengkonsolidasikan IKMR ke daerah-daerah. Banyak suka dan dukanya, termasuk terpaksa membuat Harian Riau Mandiri, sebagai media sosialisasi IKMR. ''Saya bawa 20 wartawan dari Jawa Timur untuk membuat Harian Riau Mandiri, '' tuturnya.

Kini Basko sudah memimpin IKMR empat periode, dan masuk periode kelima. ''Saya tak mau IKMR Provinsi Riau yang sudah besar ini, dirusak atau diganggu oleh orang yang tidak tahu sejarah. Apalagi ingin mengambil alih atau menggabungkan IKMR ke organisasi baru yang senama, '' ujarnya. **

Berita Lainnya

Index