Sapta Nirwandar: Pariwisata Halal Berpotensi Menarik Devisa

JAKARTA (Riauinfo) - Banyak negara yang penduduknya non muslim kini berlomba lomba memberdayakan potensi pariwisata halal. Indonesia sendiri adalah negara yang mayoritas penduduknya muslim sangat tepat jika ikut memberdayakan potensi pariwisata halal karena salah satu keuntungan yang bisa dipetik dari kegiatan ini adalah kemampuan pariwisata halal menarik devisa.

DR Sapta Nirwandar mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kepada wartawan kemarin di Jakarta mengemukakan, berkait dengan besarnya potensi pariwisata halal di Indonesia, Halal Lifestytle Center di Indonesia menggagas  penyelenggaraan Indonesia International Halal Lifestyle Expi & Conference (IIHLEC) 2016.

Kegiatan untuk yang pertamakalinya itu, menurut Sapta Nirwandar yang juga Ketua Halal Lifestyle Center, akan dilangsungkan di Ciputra Artpreneur, Jakarta, pada 6-8 Oktober.

Sapta Nirwandar mengaku senang karena rencana IIHLEC 2016 mendapat dukungan dari berbagai kalangan, diantaranya Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, Majelis Ulama Indonesia, Masyarakat Ekonomi Syariah dan Ciputra Artpreneur. "Acara ini nantinya menjadi rutine digelar setiap tahun di bulan Oktober." Ujar Sapta.

Ia menambahkan digelarnya IIHLEC 2016 sebagai tanggapan atas persaingan global di sektor industri halal. Ajang ini juga akan membuktikan Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim tak sekadar bisa menjadi konsumen industri halal, tapi juga produsen.

Seperti diketahui saat ini sejumlah negara tak hanya yang mayoritas penduduknya adalah Muslim, saling berlomba untuk menarik devisa dengan menawarkan pariwisata halal. Yakni pariwisata yang lebih ramah untuk kalangan Muslim, mulai dengan menyediakan makanan yang terjamin kehalalannya, hingga fasilitas untuk menjalankan ibadah sehari hari.

"Dengan acara ini diharapkan Indonesia juga akan menjadi salah negara yang tercatat jadi penyelenggara Halal Expo dan Conference. Tahun 2017 dan 2018 semoga saja kita sudah masuk agenda global untuk bulan Oktober," kata Sapta.

Lebih jauh Ia mengatakan IIHLEC 2016 juga dimaksudkan untuk mengisi kesenjangan di bidang pengembangan bisnis halal dengan menampilkan expo shohcase produk halal konference untuk membahas tren global dan kesempatan bisnis di industri halal hingga menampilkan seni dan budaya bernuansa religi yang dikemas dalam nuansa kolaborasi musik etnik dan modern.

Secara keseluruhan expo akan mencakup 10 sektor yang menjadi bagian dari gaya hidup halal. Yakni makanan, pariwisata, fashion, kosmetik, pendidikan. Farmasi, media dan rekreasional, layanan kesehatan dan kebugaran serta seni dan budaya.

"Jadi penyelenggaraan IIHLEC sebenarnya juga bentuk kepedulian atas kurangnya informasi mengenai industri halal di Indonesia." Lanjut Sapta Nirwandar. (Tuti Kirana Dewi/Herman Ami

Berita Lainnya

Index