Sabarudi Dukung Pemberantasan Praktek Mesum

PEKANBARU (RiauInfo) - Terkait dengan pembongkaran Pondok Jagung yang ada di bawah jembatan leighton Kamis (31/7) setidaknya menyisakan perasaan sedih, apalagi jika seluruh anggota keluraganya menghandalkan dari hasil jualan jagung tersebut. Tidak terkecuali Wati, ibu 4 putera asal Sumbar.

Setelah bangunan pondok jagungnya dibongkar oleh Satpol PP, ia hanya terpana sambil berusaha menyembunyikan perasaan sedihnya dengan mata hampir berlinang. Ketika didekati RiauInfo, pedagang yang sudah berusia 38 tahun ini mengatakan, bagaimana untuk mendapatkan uang, kalau pondoknya sudah hancur, katanya dengan perasaan sedih. Hal senada juga dikatakan Eni (36). Meski terlihat kecewa, para pedagang ini hanya bisa menatap kosong ke arah bangunannya masing-masing. Ketika ditanya tentang persoalan maksiat yang kerap mewarnai pondok jagung ini hingga larut malam, ibu ini menyangkalnya. Katanya, hingga ini tidak pernah ada terjadi di pondoknya. Tapi itu sering di pondok sebelah (tetangganya, red). Hal yang sama dikatakan pedagang lainnya. Paparnya, rata-rata pada pukul 10.00 Wib sudah pulang ke rumah. Dari pantauan Riau Info di lapangan, pondok yang tidak terlalu besar dengan penerangan hanya memakai lampu colok ini memang mudah memancing orang untuk berbuat mesum, apalagi memang tak ada pengawasan. Terlebih jika para pedagang udah pulang, tempat ini bisa ditempat pemuda atau pemudi lainnya untuk berbuat yang tidak diinginkan. Menyikapi hal ini, anggota DPRD Kota Pekanbaru Muhammad Sabarudi mendukung upaya yang dilakukan pihak pemerintah dalam memberantas penyakit masyarakat, yakni praktek mesum. Hal ini harus terus dilakukan pengawasan agar mata rantai di wilayah itu bisa putus. Disisi lain, Sabarudi yang juga fraksi PKS ini pun mengharapkan kepada mereka yang nyata-nyata tidak terlibat dalam hal ini, harus dicarikan penyelesaiannya. Artinya, warga yang benar-benar murni untuk berdagang tidak merasa kecewa.(muchtiar)
 

Berita Lainnya

Index