RS Tenaga Kerja Masih Kontroversi

PEKANBARU (RiauInfo) - Semua kalangan DPRD Riau menilai bahwa Rumah Sakit Tenaga Kerja masih kontroversi. Pasalnya, sebelum dioperasionalkan RS tersebut, untuk sementara RS Tenaga Kerja diberi nama Puskesmas Plus. Setelah selesai Wakil Kepala Dinas Tenaga Kerja, R Lukman Mat memberikan presentasi tentang KUA dan PPAS, program kerja dan termasuk RS Tenaga Kerja. Hearing yang dipimpin Ketua Komisi D, Ir Fendri Jaswir, mempersilahkah anggota untuk mengeluarkan beberapa pertanyaan. Untuk pertama kali bertanya, Mahlillun, sudah sejauh mana MoU Disnaker terhadap Diskes terkait dengan tenaga kerja RS tersebut. Sekretaris Komisi D DPRD Riau, Mukti Sanjaya lebih mempertajam pertanyaan yang sama,"Kita tahu bahwa RS Tenaga Kerja tersebut masih kontroversi. Kenapa pada waktu itu masih ada tarik menarik antara Disnaker dan Diskes. Saya minta sejauh mana peran Disnaker dalam hal ini," tanya Mukti menguatkan pertanyaan Mahlillun. Sementara itu, Wakadisnaker, R Lukman Mat langsung menjawab dua pertanyaan anggota dewan. Memang dirinya mengakui disamping ada tarik ulur dengan Dinas lain dan saat ini RS Tenaga Kerja juga masih kontroversi. Untuk mengenai MoU, masih terpaku dengan Peraturan Gubernur. Sampai sejauh ini, masih berdasarkan SK Gubernur. Dan semuanya berada ditangan Tim Pengembang. Tanya Mukti lagi, anggaran untuk RS Tenaga Kerja tersebut berada di Dinas Kesehatan. "Apakah ini tidak rancu dikemudian hari. Sementara itu Tim Pengembang berasa dari Bappeda. Apa tidak ada jalan baik, untuk diserahkan sepenuhnya ke Diskes," pintanya Mukti dan diamini oleh Fendri Jaswir. "Memang keinginan Disnaker seperti itu, tapi banyak pihak yang kurang setuju. Semua tanggungjawab tentang RS Tenaga Kerja berada ditangan Tim Pengembang yakni Bappeda," kata Wakadis. Untuk menyelesaikan RS Tenaga Kerja yang masih kontroversi ini, jika tak ada aral melintang, dalam waktu dekat Fendri Jaswir akan mencarikan hari khusus untuk melakukan hearing dengan Tim Pengembang RS Tenaga Kerja tersebut. "Mudah-mudahan semua bisa kita atasi," katanya mengakhiri. (Dd)


Berita Lainnya

Index