Rp 10,7 Milyar Untuk SAUM

PEKANBARU (RiauInfo) - Rencana pengoperasionalan Sarana Angkutan Umum Massa (SAUM) dalam rangka membenahi tertib lalu lintas di Kota Pekanbaru serta untuk mempertahanaknan Piala Wahana Tata Nugraha (WTN), Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mengusulkan anggran untuk SAUM Rp 10,7 Milyar lebih dalam RAPBD Kota Pekanbaru tahun 2009. 

Dari pidato pengantar Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Pekanbaru Tahun 2009 yang dibacakan oleh Walikota Pekanbaru, Drs H Herman Abdullah Kamis (27/11) di ruang paripurna Balai Payung Sekaki, penganggaran tersebut dalam rangka mewujudkan SAUM. Dimana, untuk program tesebut dilakukan sharing anggaran antara Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Pusat. Sementara dana yang dianggarkan dalam RAPBD 2009 adalah Rp.10.750.400.000. Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Pekanbaru, Ferry Shandra Perdede SE, di Balai Payung Sekaki mengatakan, pengadaan SAUM sebagai salah satu solusi yang ditawarkan Pemko Pekanbaru untuk mengurangi kemacetan, harus benar-benar matang dan cermat. Sehingga keberadaan SAUM nantinya benar-benar menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas tidak jutru menambah kemacatan dimasa mendatang karena kurang tepatnya perencanaan yang dilakukan. “Jangan sampai keberadaan SAUM ini malah menghentikan aktifitas angkutan yang telah ada saat ini, seperti bus dan oplet. Tapi justru dengan adanya SAUM ini akan membuka trayek-trayek baru sehingga membuka daerah-daerah yang kurang terjangkau selama ini,” ungkap Ferry kepada wartawan. Ferry mengungkapkan, kebijakan tersebut untuk meningkatkan penyediaan jasa trasportasi terpadu, tertib, lancar aman, nyaman dan tetap mengacu pada kebijakan tata ruang yang mendukung kemajuan kota Pekanbaru. Ditambahkan anggota Fraksi PKS DPRD Pekanbaru, Nico Rialdo, rencana operasional SAUM merupakan terobosan baru dalam hal transportasi di Kota Pekanbaru. Namun menurutnya, rencana pemerintah tersebut hendaknya dapat diwujudkan dengan arif dan biajaksana, jangan sampai rencana operasional SAUM sebagai upaya untuk mengurangi kepadatan lalu lintas malah terjadi sebaliknya, yaitu kota semakin padat dan lalu lintaspun tidak dapat dikendalikan. (muchtiar)
 

Berita Lainnya

Index