Ridwan Dan Zahara Tidak Gizi Buruk

BENGKALIS (RiauInfo) – Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Bengkalis, H Chairil Anwar, menjelaskan status gizi Muhammad Ridwan (3 thn) dan Zahara (2 thn) dari Desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi, pada bulan Mei lalu dalam kondisi normal. 

Mengutip hasil laporan Kepala Puskesmas Selatpanjang Kecamatan Tebing Tinggi, berat dan tinggi badan (BB dan TB) Ridwan pada bulan tersebut masing-masing 9,9 Kg dan 79 Cm.. Sedangkan Zahara 7,6 Kg dan 66 Cm. “Sesuai standar baku , dengan rasio antara BB dan TB dimaksud, status gizi Ridwan normal. Begitu juga dengan Zahara. Status gizinyapun normal”, terang Chairil memberikan klarifikasi terkait dengan berbagai pemberitaan bahwa yang bersangkutan tergolon dalam Balita dengan status gizi buruk. Didampingi Kabag Humas Pemkab Bengkalis, Johansyah Syafri, kepada wartawan, Selasa (5/6) kemarin di ruang kerjanya, Chairil menerangkan, untuk Balita laki-laki dengan TB seperti Ridwan, sesuai standar baku yang ada, yang bersangkutan dikatakan kurus apabila berat badannya berkisar antara 8,0-8,8 Kg dan tergolong sangat kurus jika kurang dari 7,9 Kg. “Sedangkan normal apabila berada dalam kisaran 8,9 – 12,5 Kg. Karena berat badan Ridwan berada antara angka tersebut, maka tidak benar bila dikatakan yang bersangkutan termasuk Balita dengan status gizi buruk,” terang Chairil. Demikian pula untuk Balita perempuan dengan TB seperti Zahara. Yang bersangkutan dikatakan sangat kurus apabila BB-nya kurang dari 4,8 Kg dan kurus bila BB-nya antara 4,9-5,6 Kg. Lebih jauh Chairil menjelaskan, tanggal 15 November 2006 lalu, Zahara dirujuk ke Puskesmas Selatpanjang karena BGM (bawah garis merah). “Meskipun demikian, keetika dirujuk, status gizinya juga normal (rasio BB dan TB adalah 5,0 Kg/54 Cm). “Sesuai hasil diagnosa dokter waktu itu, yang bersangkutan BGm dengan alergi ec dan strabismus. Adapun therapy yang diberikan yaitu dengan dexa, CTM, salicil taklk dan curcuma plus syrup,” imbuh Chairil seraya menunjukkan faximile Kepala Puskesmas Selatpanjang, Irwam Suwandi yang diterimanya, Senin (4/6) lalu. Ditambahkannya sebagaimana keterangan keluarga, Zahara alergi terhadap susu. “Susu yang diberikan saat itu S26. Begitu juga ketika dicoba dengan susu SGM, juga alergi. Terakhir, Zahara cocok dengan susu entrasol. Sayangnya keluarga yang bersangkutan tidak rutin mengambilnya. Padahal susu Entrasol tersebut diberikan secara cuma-cuma”, katanya. Sesuai biodata Balita BGM dari Desa Sungai Tohor yang dikirimkan Kepala Puskesmas Selatpang tersebut, menurut Chairil lagi, sama seperti Zahara. Pada 15 November 2006 lalu, Ridwan juga dirujuk ke Puskesmas Selatpanjang karena BGM. Namun demikian, saat dirujuk, status gizinya juga normal (rasio BB dan TB adalah 7,2 Kg/74 Cm). “Hasil diagnosa dokter, Ridwan mengalami kelainan anatomis pada kedua telapak kakinya sejak lahir. Jadi tidak benar jika keduanya tergolong Balita dengan status gizi buruk,” papar Chairil seraya menambahkan therapy yang dilakukan pihak Puskesmas Selatpanjang untuk Ridwan dengan memberikan Cucurma Plus Syrup.
 

Berita Lainnya

Index