Riau Tuan Rumah South of South Coorporatation

PEKANBARU (RiauInfo) - Komitmen Pemerintah Provinsi Riau dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan menetapkan kawasan hutannya menjadi cagar biosfer berkelas dunia menarik dunia Internasional dalam hal ini UNESCO untuk melihat dan mempelajarinya. Diwujudkan dengan ditetapkannya Riau menjadi tuan rumah Kerjasama Selatan Selatan (South-South Coorporatgion). Demikian dijelaskan Gubernur Riau HM Rusli Zainal didampingi Kepala Bappeda Riau Ramli Walid dan Kabiro Humas Chairul Rizki, kepada sejumlah wartawan, di kantor Gubernur Riau Lantai Sembilan Jalan Sudirman, Pekanbaru, Minggu (2/10). Indonesia khususnya Provinsi Riau dipercaya menjadi tuan rumah Kerjasama Selatan Selatan yang akan berlangsung dari tanggal 4-11 Oktober 2011, direncanakan akan dibuka langsung Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, bertempat dihotel Labersa Pekanbaru. "Kegiatan ini untuk tukar menukar informasi, pengalamanserta ide yang dikontribusikan secara sub regional, regional dan internasional untuk pembangunan yang berkelanjutan," ujar Gubri. Kegiatan itu sendiri dijelaskan Gubri mengambil konsep Man And Biosfer (MAB) yang akan membahas manusia kebudayaan dan alam. Dipilihnya Riau sebagai tuan rumah karena Provinsi Riau merupakan salah satu daerah yang mendeklarasikan cagar biosfer Giam Siak Kecinya yang berada di Kabupaten Siak pada konfrensi kerjasama Selatan Selatan di Juju Korea Selatan tahun 2009 lalu Sejak saat itu Cagar Biosfer Giam Siak Kecil resmi menjadi Biosfer Ke-7 di Indonesia dan yang ke 564 dari 109 negara didunia. Ini merupakan sebuah aset dunia yang tercatat di UNESCO. "Cagar Biosfer bukan saja milik Indonesia tetapi juga telah menjadi milik dunia yang harus dipertahankan kelestariannya," imbuh Gubri. Menurut data yang dirilis UNESCO ada tiga negara yang memiliki hutan tropis yakni Africa Kongo, America Latin dan Indonesia dan kini dunia mempercayakan kepada Indonesia khususnya Riau menjadi tuan rumah konfrensi Kerjasama Selatan Selatan Kegiatan itu juga membahasa Cagar Biosfer untuk konservasi Bio Geofersity dan Cultural Geofersity serta masalah pengembangan ekonomi masyarakat khususnya yang berada disekitar cagar. "Juga dibicarakan masalah ekonomi defelopmen untuk mensejahterkan masyarakat tempatan disekitar area. Selain itu kemungkinan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil menjadi lokasi Suport Researc Monitoring atau pusat penelitian mengenai lingkungan Direncanakan kegiatan ini akan dihadiri oleh delegasi negara Brazil, Kongo, Indonesia, negara yang masuk dalam Kerjasama Selatan, negara yang aktif memberikan kontribusi dalam penelitiannya seperti Jepang, China dan Taiwan, ditotal negara yang berpartisipasi sekitar 18 negara, 10 Asean dan 1 Africa Mali, dan Perancis Dijelaskan Gubri acara diawali dengan laporan hasil sidang SSC di Kongo kemudian dilanjutkan hari keduanya ekpos tentang komitmen negara-negara SSC Indonesia afrika, kongo dan hari ketiga ekspos hasil riset dan pengalaman negara yang melaksanakan konservasi, hari 4 dan 5 akan dilakukan fieldtrip ke Perkebunan dan pusat riset di Siak, meninjau pembibitan HTI Sinar Mas, Fieldtrip ke istana Siak, dan terakhir mengunjungi cagar biosfer giam siak kecil untuk melihat berbagai flora dan fauna yang ada di cagar seluas 178 ribu Ha tersebut Sekedar informasi tahun 2006 lalu Pemerintah Provinsi Riau dalam hal ini Gubri HM Rusli Zainal melakukan pelepasan areal Giam Siak Kecil di Banten disaksikan Menhut. Dan tahun 2009 resmi dideklarasikan bersama PT. Sinar Mas, Lipi selanjutnya tahun 2010 lalu Indonesia mendapat kehormatan sebagai pembicara pertemuan Internasional mengenai cagar bisofer di Perancis dan ditahun yang sama mendapat penghargaan dari direktur UNESCO untuk Asean di Jakarta "Momen ini sekaligus untuk menyampaikan kepada dunia bahwa Indonesia khususnya Provinsi Riau memiliki cagar biosfer yang begitu luas dan berkelas dunia, mereka harus melihat itu," Pungkas Gubri dan itu juga mengantarkan dua orang dosen dari Universitas Riau memperoleh beasiswa melanjutkan study di Jepang.(zas)

Berita Lainnya

Index