Riau Sangat Komit Jaga Lingkungan

[caption id="attachment_14878" align="alignleft" width="300"] Nampak Gubri Rusli di tengah, diapit oleh Menhut (sebelah kiri) dan Meneg LH (sebelah kanan) saat menerima penghargaan dari UNESCO yang diserahkan langsung oleh Deputy Directur UNESCO Office Jakarta, Robert Lee (Paling kiri), di Hotel Grand Melia, Jakarta, Selasa malam. Nampak Gubri Rusli di tengah, diapit oleh Menhut (sebelah kiri) dan Meneg LH (sebelah kanan) saat menerima penghargaan dari UNESCO yang diserahkan langsung oleh Deputy Directur UNESCO Office Jakarta, Robert Lee (Paling kiri), di Hotel Grand Melia, Jakarta, Selasa malam.[/caption] JAKARTA (RiauInfo) - Gubernur Riau (Gubri) HM Rusli Zainal SE MP menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau sangat komit menjaga lingkungan dengan cara melestarikan hutan. Gubri dengan tegas membantah sinyalemen yang seolah-olah menyatakan Pemprov Riau tidak peduli dengan lingkungan dan kelestarian hutan. "Apa yang disangkakan kepada Riau seolah-olah kita tidak peduli dengan lingkungan, hanya merusak hutan, sangat tidak berdasar dan sangat tidak benar. Kita sangat komit menjaga lingkungan dan melestarikan hutan. Kita siap menjadikan Riau sebagai provinsi yang hijau," tegas Gubri. Hal itu dikatakannya dalam salah satu bagian pidatonya usai menerima penghargaan atau Letter of Appreciation dari United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Komite Nasional Program Manusia dan Biosfer (Man and the Biosphere Program), di Hotel Grand Melia, Jakarta, Selasa (1/12) malam. Gubri menerima penghargaan itu karena dianggap telah berjasa dalam pembentukan Giam Siak Kecil - Bukit Batu (GSK-BB), Riau, sebagai Cagar Biofer UNESCO yang ke-7 di Indonesia. Tidak hanya Gubri yang diganjar penghargaan, Menhut, Meneg LH, Kepala LIPI dan perusahaan kehutanan Sinar Mas Forestry (SMF) juga turut diapreasiasi. Sinar Mas mendapat penghargaan karena telah menyediakan hutan produksinya untuk dijadikan Cagar Biofer. Gubri menjelaskan, luas kawasan hutan konservasi di Riau yakni 642.516 hektar, yang terdiri dari Taman Nasional Tessonilo (83 ribu ha), Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (105.442 ha), Taman Nasional Zamrud (29.215 ha), Senepis (96.111 ha), Kerumutan (92.287 ha) dan Rimbang Baling (146.504 ha). Sementara Cagar Biofer Giam Siak Kecil-Bukit Batu seluas 705.270 ha. "Ini semua kita jaga dan kita lestarikan dengan baik. Bahkan kita sedang berupaya untuk menambah kawasan konservasi ini," ulas Gubri, tegas. Gubri juga mengungkapkan bahwa dirinya sudah lima kali mendapat penghargaan karena upayanya yang nyata dalam melestarikan hutan, termasuk penghargaan dari WWF untuk Taman Nasional Tessonilo. "Jadi, sekali lagi sangat tidak berdasar, bila kita justru dianggap tidak punya komitmen dalam melestarikan hutan," tegas pria flamboyan itu, menguatkan. Gubri menambahkan, kenapa Riau akhir-akhir ini sering menjadi sorotan dalam persoalan hutan dan lingkungan, tidak lebih karena memang Riau punya potensi yang luar biasa. Saat ini tidak kurang dari 2 juta ha perkebunan di Riau. Apalagi ada dua perusahaan pulp and paper yang beroperasi di Riau (IKPP dan RAPP) yang saat ini turut merajai dunia, sehingga sering menjadi sasaran empuk. Gubri menyadari bahwa mungkin saja ada kekurangan atau kealfaan yang dilakukan pihak perusahaan. Namun seyogyanya tidak perlu dengan mematikan perusahaan tersebut, tapi sama-sama dibenahi, karena semua itu adalah aset nasional. "Masalah lingkungan, melestarikan hutan adalah tanggung jawab kita bersama. Sekali lagi, kita semua komit menjaga lingkungan dan melestarikan hutan," tutupnya.(ad)

Berita Lainnya

Index