Riau Masuk "Master Plan" Pengembangan Koridor Sumatera

BOGOR (RiauInfo) - Salah satu daerah di Riau, yakni Dumai masuk dalam master plan pengembangan koridor Sumatera. Kawasan ini akan dikembangkan dengan basis komoditi industri hilir kelapa sawit. Demikian salah satu wacana yang muncul dalam rapat kerja di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, (Senin, 21/2) yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dihadiri para menteri Kabinet Indonesia Bersatu serta para gubernur se-Indonesia, termasuk Gubernur Riau HM Rusli Zainal. Ada delapan daerah yang bakal dijadikan master plan pengembangan untuk koridor Sumatera. Selain Dumai, juga Sei Mangkel dan Sei Bamban, Sumut juga dengan basis komoditi industri hilir kelapa sawit, pembangunan hubungan internasional di Kuala Tanjung, pusat pertumbuhan dengan basis industri perkapalan di Karimun, Kepri, industri hilir karet dan batu bara di Muara Enim, Sumsel, Jembatan Selat Sunda dan kawasan industri di kaki jembatan Lampung dan Banten serta pusat pertumbuhan Banten berbasis industri petrokimia. Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, delapan kawasan tersebut akan segera dikembangkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan Sumatera. Oleh karena itu, akan segera disusun berbagai target yang terukur, sehingga terwujud apa yang diharapkan. "Kami minta masukan dari berbagai pihak untuk mempertajam rencana pengembangan kawasan ini," tegasnya. Dalam pada itu, Gubernur Riau HM Rusli Zainal menyambut baik rencana tersebut. Rusli mengatakan bahwa Riau sudah sejak lama meminta dukungan pemerintah pusat untuk pengembangan industri hilir kelapa sawit. "Kita terhambat dengan masalah infrastruktur. Itulah sebabnya, kita minta dukungan pemerintah pusat dan swasta. Semua potensi sudah idle (tersedia), sayangnya, hingga kini kita masih ekspor kelapa sawit gelondongan tanpa dapat memberikan nilai tambah (value added), akhirnya tidak memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat," sebut Gubri saat menyampaikan pendapatnya dalam raker. Gubri menyebut bahwa di Riau terdapat sekitar 2,3 juta hektar kepala sawit atau sekitar 36 persen dari seluruh kebun kelapa sawit di Indonesia dan 150 pabrik pengolahan kelapa sawit. Ini potensi yang terbesar di Indonesia dibanding daerah lainnya. Riau sebenarnya sejak awal 2010 lalu juga sudah ditetapkan sebagai salah satu cluster industri hilir kelapa sawit. "Sayangnya belum ada kemajuan yang berarti. Padahal ini potensi yang jelas-jelas ada di depan mata," tegasnya lagi. Ke depan, Gubri menekankan pentingnya target yang harus dicapai, sehingga semua rencana tidak hanya sebatas wacana, tapi betul-betul menjadi sebuah kenyataan yang memberikan manfaat bagi masyarakat. "Riau, yakni Dumai juga sudah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) dan ini sudah ada UU-nya. Kita harapkan, semua ini benar-benar mampu mempercepat pertumbuhan di daerah," demikian Gubri. (rls)

Berita Lainnya

Index