Rekening Listrik Membengkak, Pelanggan Marah-Marah

PEKANBARU (RiauInfo) - Meski telah mendapat kesempatan untuk membayar kepada petugas PLN, para pelanggan yang sudah mengantri rata-rata 1 jam ini banyak yang merasa kesal. Bahkan ada yang diantaranya marah-marah hingga mengudang perhatian warga yang masih mengantri. Apa pasal?

Ternyata, akibat pembayaran rekening PLN yang membengkak. Menurut mereka, selama bulan ini, selain listrik yang sering padam, mereka pun sudah berupaya untuk melakukan penghematan, katanya dengan nada kesal. Kekesalan ini pun merembet ke warga lainnya dengan mengatakan nada yang sama ke masing-masing pelanggan. Meski demikian, peristiwa ini tidak sampai membuat petugas PLN terganggu. Menurut Anto bapak tiga orang anak yang tinggal di jalan Darma Bakti Labuhbaru ini, pada bulan sebelumnya (Mei, red) tagihan rekening listrik yang harus dibayarkannya kepetugas loket PLN yang ada di jalan Durian sebesar 58.000 rupiah. Memasuki bulan Juni, di loket yang sama kembali membayar dengan tagihan sebesar 68.000 rupiah. Kenaikkan ini sedikit dimaklumi, karena ia tidak pernah mengecek berapa pemakaian. Saat itu ia bertanya kepada tetangganya kenapa tagihannya naik, pada hal pemakaian listrik sudah dikurangi. Tetangganya menyarankan, agar mengurangi pemakaian khususnya waktu tidur dan mematikan semua kontak lampu saat lampu mati. Hal itu pun dilakukannya, hingga hari ini Jumat (25/7) setelah membayar ke petugas loket PLN justru mengalami kenaikan. Jika sebelumnya (Juni, red) membayar sebesar 68.000 rupiah, kini setelah melakukan penghematan justru harus membayar sebesar 79.000 rupiah. Menurutnya, dengan jumlah tagihan sebesar 79.000 rupiah ini sangat tidak layak untuk sebesar rumah petak yang ia tempati, apalagi kontrol lampu seperti saran tetangganya sudah ia lakukan. Kekecewaan itu ia tunjukan dengan marah-marah hingga akhirnya pulang. Sementara petugas PLN tidak mau berkomentar masalah ini. "Kami ini hanya seorang petugas loket. Sebaiknya datang saja ke kantor PLN," ucapnya dengan nada rendah. muchtiar)
 

Berita Lainnya

Index