RAPP Kelola HTI Berbasis Ilmiah di Semenanjung Kampar

PEKANBARU (RiauInfo) - PT.Riau Andalan Pulp And Paper (RAPP) menerapkan pendekatan scientific untuk mengelola lahan di kawasan Semenanjung Kampar. Dengan metode tersebut, pengelolaan HTI di kawasan itu akan dapat memberi solusi bagi masalah perubahan iklim, kesejahteraan masyarakat dan kepentingan ekonomi.
Hal tersebut dipaparkan Dr.Neil Franklin, Sustainability Director PT.RAPP dalam konsultasi publik pengelolaan Semenanjung Kampar di Hotel Jatra Pekanbaru, Kamis (12/11). Disebutkannya, pengelolaan HTI dengan basis ilmiah dimaksudkan untuk dapat melindungi fungsi ekosistem dan juga menjaga ketinggian level air untuk mengurangi emisi karbon. Di samping itu produktifitas penanaman dan perkebunan masyarakat akan berlipat ganda. Neil menambahkan, PT.RAPP memperoleh izin pengelolaan HTI di Semenanjung Kampar seluas 56.000 ha, dari 665.000 ha total kawasan itu. Dan hingga setakat ini, pihaknya sudah melaksanakan sejumlah kegiatan community dialogues berupa pertemuan desa, kegiatan sosial, sesi pertemuan terbuka (town hall). “Yang paling utama, PT.RAPP sudah menerapkan kegiatan-kegiatan CSR di desa-desa dalam kawasan Semenanjung Kampar hingga saat ini guna mendorong dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.,” ungkapnya. Neil menambahkan pihaknya sudah berupaya secara maksimal agar tidak terjadi dampak negatif dalam kegiatan operasional di Semenanjung Kampar dengan memperhatikan aspek lingkungan serta efeknya terhadap pengguna lainnya dengan melakukan monitoring secara berkesinambungan. HTI ‘ring’ ini didisain untuk mendukung fungsi konservasi dan penyerapan karbon pada wilayah Semenanjung Kampar secara luas dan mengamankan hutan yang bagus pada wilayah kubah tersebut. “Namun kami sangat berterimakasih atas masukan dan koreksi dari semua pihak terhadap pengembangan HTI ini. Sesuai dengan visi dan misi perusahaan dan agar operasional perusahaan tetap berlanjut secara berkesinambungan, maka turut serta menjaga kelestarian lingkungan adalah menjadi komitmen PT.RAPP,” imbuh Neil. Konsultasi publik memaparkan makalah dari Dr.Petrus Gunarso dari Tropenbos International, sebuah LSM Internasional berpusat di Netherland, Dr.Bedjo Santoso, Direktur HTI Departemen Kehutanan RI, dan dihadiri para akademisi dari beberapa perguruan tinggi dan beberapa LSM lokal serta masyarakat dari Teluk Meranti dan Teluk Binjai Kabupaten Pelalawan.(ad/rls)

Berita Lainnya

Index