Sebelum, sesi diskusi dibuka, pihak RAPP terlebih dahulu memaparkan secara singkat entang langkah-langkah yang telah dilakukannya dalam mewujudkan pengelolaan hutan lestari. Pemaparan disampaikan Manager Fir Management Bradford Sander, Manager Water Management Martti Matikanen, Manager Sustainability Overview Ikhsan dan HCVF Presentation by Tropenbos Kesno DS.RAPP memberikan penjelasan, bahwa water management yang diterapkan di kawasan tersebut mampu mengeliminir dampak negatif yang terjadi di kawasan gambut dari ancaman kebakaran. "Kami bisa membuktikan, bahwa sejak 2009, kawasan yang kami kelola dengan water management jauh lebih bersih dari kebakaran, dibandingkan dengan kawasan yang di luar pengelolaan kami," tutur Marti Matikainen seraya menunjukkan bukti foto citra satelit melalui media infokus.
Penjelasan Marti dikuatkan rekannya, Bradford Sanders. Warga Negara Finlandia yang memang bertanggung jawab pada pengendalian kebakaran tersebut, juga memparkan sejumlah bukti berupa foto citra satelit mengenai kondisi kawasan RAPP yang lebih kecil jumlah titik apinya, di bandingkan dengan kawasan non RAPP. "Kami tidak mengatakan, bahwa kawasan kami bebas kebakaran, tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit," tegasnya.
Sedangkan pemateri dari Tropenbos, sebuah lembaga sertifikasi pengelolaan industri secara berkelanjutan asal Belanda, Kresna mengatakan, bahwa sebenarnya, kawasan Semenanjung Kampar sudah mengalami degradasi kondisi hutannya sebelum RAPP masuk. "Justru jika kawasan tersebut tidak dikelola atau dibiarkan tanpa ada yang bertanggung jawab, maka kerusakannya akan lebih cepat dan besar," tuturnya.
Ketika sesi tanya jawab dibuka, sejumlah wartawan secara terbuka menyampaikan masukan dan kritik. Bahkan ada wartawan yang secara terang-terangan menuduh RAPP juga bagian dari perusakan hutan di Semenanjung Kampar. "Saya sudah melakukan investigasi di Semenajung Kampar selama tiga bulan, dan salah satu fakta yang saya temukan adalah, RAPP juga menampung kayu ilegal yang diambil masyarakat dari hutan alam,' tuding wartawan tersebut.
Atas tudingan tersebut, Ikhsan yang bertanggun jawab pada masalah legalitas bahan baku RAPP berjanji akan mengecek temuan tersebut. Hanya saja, ia juga mengatakan, bahwa RAPP memang masih menggunakan kayu dari hutan alam, sebagai bagian dari bahan bakunya. "Tetapi kayu tersebut diambil dari lahan yang tengah dibuka untuk dijadikan HTI. Jadi bukan murni dari hutan alam," tegasnya.(ad/rtc)
RAPP dan Wartawan Berdiskusi Bahas Masalah Semenanjung Kampar
Kiki
Senin, 21 Juni 2010 - 02:23:32 WIB
Pilihan Redaksi
IndexKepala BNPB Pimpin Rakor Penanganan Erupsi Gunung Ruang
Setelah Lebaran, PWI Pusat Kembali Gelar UKW Gratis se-Indonesia
Wow, Tiga Gubernur Riau Pada Masanya Hadir pada Buka Puasa Bersama PWI Riau
Pj Gubri SF Hariyanto Sambut Antusias Riau Tuan Rumah HPN 2025
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Lingkungan
Raih CSR Award Bengkalis, PHR Dinilai Sukses Jaga Ekosistem dan Antisipasi Konflik Gajah-Manusia
Kamis, 09 November 2023 - 16:53:57 Wib Lingkungan
Jumat, PWI Riau-KLHK Gelar "Ngobrol Pintar" Bahas Masalah Perhutanan Sosial
Kamis, 26 Oktober 2023 - 07:46:26 Wib Lingkungan
Dialog dengan Ibu Negara Iriana Jokowi, Bank Sampah Binaan PHR: Gerakan Kami Didukung Penuh!
Senin, 26 Juni 2023 - 12:20:38 Wib Lingkungan
PHR - PCR Kumpulkan Pemuda Riau Bersama Gamal Albinsaid di Riau’s Youth Leader Club
Ahad, 18 Juni 2023 - 20:30:29 Wib Lingkungan