PT.RAPP Bantu Padamkan Setiap Titik Api

PEKANBARU (RiauInfo) - Maraknya kebakaran hutan dan lahan pada sejumlah kawasan di Provinsi Riau membuat PT.Riau Andalan Pulp And Paper (PT.RAPP) harus meningkatkan intensitas pemantauan setelah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah. 

Team Fire Fighter PT.RAPP yang dilengkapi dengan sarana peralatan pemadam kebakaran, setiap hari secara berkala melakukan pemantauan atas semua konsesi HTI perusahaan termasuk lahan milik masyarakat yang berdekatan. Hal tersebut dikatakan Manajer Hubungan Media PT.RAPP Nandik Sufaryono kepada watawan di sela-sela persiapan pembagian sekitar 5.000 masker untuk anak-anak sekolah di Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Selasa (17/2) sore, menanggapi kian maraknya kebakaran hutan dan lahan sejak beberapa hari terakhir. Nandik menjelaskan, patroli dilakukan secara rutin di wilayah daratan dan lahan rawa menggunakan angkutan darat dan airboat (perahu karet). “Aktifitas tim ini secara otomoatis akan meningkat sejalan dengan perkembangan kabut asap yang makin menebal di daerah ini. Dan saat ini Team Fire Fighter kita sedang diterjunkan memadamkan setiap titik api di manapun posisinya tanpa memandang siapa yang memiliki lahan. Prioritas kita adalah memadamkan setiap titik api,” ungkap Nandik. Di bagian lain Nandik menegaskan bahwa PT.RAPP yang memproduksi pulp dan kertas dengan sumber bahan baku berupa fiber (serat kayu) tetap konsisten menerapkan kebijakan buka lahan tanpa bakar (No Burn Policy) yang diberlakukan sejak tahun 1994 –lebih awal dari keluarnya kebijakan Pemerintah tentang larangan pembakaran saat membuka lahan. Selain itu, PT.RAPP secara aktif bergabung di dalam Haze Prevention Group (HPG) yang diprakarsai Pemerintah Provinsi Riau bersama sejumlah perusahaan serta terlibat aktif dalam mendukung Tim Satkorkarhutlada (Satuan Koordinasi Kebakaran Hutan dan Lahan Daerah). “Bagi PT.RAPP, kepedulian terhadap lingkungan hidup dalam setiap aktifitas operasional perusahaan merupakan sebuah keniscayaan,” paparnya. Ditambahkan Nandik, banyak manfaat yang diperoleh dengan tidak membakar lahan yakni daun, ranting dan kupasan kulit kayu yang berupa serasah justru dapat berfungsi sebagai pupuk organik untuk menyuburkan lahan. Adanya serakan ranting-ranting kayu di lahan yang dibuka sekaligus dapat menahan zat hara di bagian permukaan lahan saat hujan. Apabila ranting-ranting dan kayu itu mengalami pelapukan justru makin memperkaya zat hara permukaan tanah. “Pembukaan lahan tanpa bakar bagi kami merupakan pilihan yang tepat dan tetap kami pertahankan ” kata Nandik lagi. Sebaliknya, kata Nandik, kerugian yang ditimbulkan akibat pembakaran lahan berupa kabut asap yang menyebar ke negara-negra tetangga seperti Malaysia dan Singapura justru berpengaruh terhadap kualitas udara dan kesehatan serta keselamatan transportasi. Kerugian yang paling mahal sebenarnya citra negatif bagi negara Indonesia sebagai negara yang bermasalah dalam pengelolaan lingkungan hidup. Akibatnya, hal itu berdampak terhadap nilai jual dan daya saing produk Indonesia di pasar mancanegara. “Oleh sebab itu, PT.RAPP tidak akan melakukan pembakaran lahan saat penyiapan lahan di konsesi HTI sendiri maupun HTI Mitra. Namun, tak tertutup kemungkinan adanya sebagian kecil lahan HTI yang letaknya berbatasan langsung dengan lokasi perladangan masyarakat sekitar yang ikut terbakar akibat lompatan api dari lokasi di luar konsesi,” imbuh Nandik. Dijelaskan pula, PT.RAPP termasuk salah satu perusahaan di Sumatera yang ikut menandatangani dan mendeklarasikan “Surat Pernyataan Penghentian Pembakaran Hutan dan Lahan” di hadapan Menteri Negara Lingkungan Hidup – Ir. Rachmat Witoelar, Menteri Kehutanan – M.S.Kaban dan Menteri Pertanian – Dr.Ir.Anton Apriantono dan para Gubernur Se-Sumatera pada 10 Mei 2006 silam di Pekanbaru. Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden RI, Soesilo Bambang Yudhoyono mengenai “Hentikan Ekspor Asap” dalam peringatan Hari Bumi yang lalu.(ad/rls)

Berita Lainnya

Index