Provinsi Riau Keluhkan Rahasia Jumlah Real Produksi Minyak

PEKANBARU (RiauInfo) - Daerah-daerah penghasil Minyak dan Gas (Migas) seperti provinsi Riau di Indonesia merasa tertekan dengan tidak terbukanya pemerintah mengenai jumlah hasil produksi minyak di daerahnya. Hal ini menumbuhkan kecurigaan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat. 

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) provinsi Riau, Ir Eddy Saputra Rab mengakui sentimen tersebut telah lama dipendam oleh daerah penghasil minyak di Indonesi seperti Riau. Menurut Eddy, transparansi jumlah hasil minyak itu kandas di pemerintah pusat karena ada peraturan yang menyatakan jumlah produksi real minyak tidak boleh diketahui oleh daerah kecuali melalui lifting semata. "Saya melihat hal ini terganjal di tingkat departemen keuangan. Karena ada semacam skenario yang memberatkan daerah penghasil minyak untuk menuntut lebih dalam masalah Dana Bagi Hasil (DBH) tersebut,"kata Eddy menjawab wartawan, Jumat (24/10) di Pekanbaru. Eddy menilai provinsi Riau relatif lama menanggung kesenjangan DBH tersebut dibanding provinsi penghasil minyak lainnya di Indonesia. Seperti provinsi Papua dan Aceh meraih DBH dengan perbandingan 80 persen untuk daerah dan 20 persen untuk negara. Sedangkan di Aceh, negara hanya mendapat 30 persen dan 70 persennya untuk daerah. Sementara ini, provinsi Riau hanya mendapat 15 persen DBH dan 85 persen untuk negara. Kenyataan ini memicu kecemburuan bagi provinsi Riau."Jika melihat latar belakang provinsi Papua dan Aceh, apakah keadaan ini akan memaksa Riau berbuat anarkis untuk mendapatkan DBH tersebut?"ujar Eddy balik bertanya.(Surya)
 

Berita Lainnya

Index