PROTES PERUSAKAN HUTAN DI KONSESI RAPP 50 Aktivis Greenpeace Merantai Diri di 7 Eskavator

PEKANBARU (RiauInfo) - Mulai Pukul 08.30 pagi tadi, sekitar 50 aktivis Greenpeace dari berbagai negara melakukan aksi untuk menghentikan perusakan hutan di Konsesi PT. RAPP di Semenanjung Kampar, Provinsi Riau. Aktivis berhasil merantai diri pada tujuh eskavator yang sedang melakukan aktivitas penghancuran hutan, dan membentangkan banner berukuran 20 x 30 meter.
Aksi ini bertepatan dua hari sebelum Obama bergabung dengan 20 kepala negara lain di Singapura dalam rangka Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) dan beberapa minggu sebelum para pemimpin dunia harus sepakat menghasilkan kesepakatan bersejarah untuk menghindari krisis iklim di Pertemuan Iklim PBB, Kopenhagen, Desember mendatang. Aksi hari ini bertempat di Semenanjung Kampar di Pulau Sumatra , dimana Greenpeace juga telah membangun Kamp Pembela Iklim (Climate Defenders Camp). Perusakan hutan tropis dan lahan gambut di Indonesia mengakibatkan terlepasnya CO2 ke udara dalam jumlah sangat besar, membuat Indonesia tercatat sebagai negara penyumbang polusi terbesar ketiga di dunia setelah China dan Amerika Serikat. Aktivis di Kamp telah melakukan pembangunan dam di kanal-kanal yang dibangun oleh perusahaan kertas untuk menyiapkan lahan perkebunan—dengan tujuan untuk menghentikan pengeringan dan perusakan lahan gambut yang sangat kaya kandungan karbon. Tanah gambut di kawasan ini saja menyimpan paling tidak dua miliar ton karbon yang akan terlepas ke udara jika hutan dihancurkan. Aktivis akan tetap bertahan di sana untuk melindungi hutan alam dan gambut hingga beberapa waktu ke depan. ”Presiden Yudhoyono baru-baru ini berkomitmen untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan Greenpeace berada di sini di jantung hutan tropis untuk membantunya mewujudkan janji itu menjadi aksi nyata,” ujar Jurukampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara Bustar Maitar. Indonesia adalah kilometer nol perubahan iklim. Menghentikan perusakan hutan di sini dan seluruh dunia tidak hanya merupakan cara paling efektif dan hemat dalam memerangi perubahan iklim tetapi juga sangat penting untuk mencegah bencana iklim di masa hidup kita.” Para aktivis akan bertahan di Kamp Selama mungkin. “Kami akan bertahan di sini hingga APRIL mengumumkan kepada publik bahwa mereka akan menghentikan rencana penghancuran hutan guna dijadikan perkebunan,” Bustar menutup percakapan.(ad/rls)
 

Berita Lainnya

Index