JAKARTA (Riauinfo) - Potensi wisata Pulau Morotai di Maluku Utara, antara lain berupa harta karun sisa perang dunia ke ll harus terus dirawat karena nilai sejarahnya tak terukur oleh uang. Harta karun sisa perang itu bukan saja berupa markas tentara Jepang, tetapi juga markas tentara Amerika Serikat dan sisa sisa perang lainnya yang masih bisa dilihat hingga kini, tersimpan di museum Perang Dunia Ke ll di Morotai juga ada yang terhampar dilautan berupa bangkai kapal perang dan pesawat pembom.
"Saya pikir potensi wisata sisa sisa perang itu bagus dijadikan media perdamaian. Soalnya, sisa sisa perang itu pasti akan memunculkan perasaan sedih dan haru jika keluarga korban perang dunia ke ll, baik dari Jepang atau Amerika Serikat dan sekutunya berkunjung ke Morotai," ujar pakar pariwisata dari Pusat Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada, Prof Dr M Baiquni di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Rabu 1 Juni.
Prof Dr M Baiquni diundang ikut menghadiri acara peluncuran Wonderful Morotai Island 2016 yang dilakukan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Pulau Morotai, Weni Paraisu di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Menteri Pariwisata.
(Baca juga: Morotai Bisa Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia)
Wonderful Morotai Island 2016 akan diisi beragam lomba termasuk konservasi bawah laut dan beberapa festival yang penyelenggarannya dilakukan sejak Maret hingga Desember 2016. Festiva itu diantaranya festival desa pesisir, festival pulau dodola dan festival Jejak Perang Dunia ke ll.
"Khusus festival Jejak Perang Dunia ke ll akan diisi dengan silaturahmi keluarga veteran perang dunia ke ll, musikalisasi puisi, pesona seribu lampion, pesona seribu lilin, serta napak tilas Jejak Perang Dunia ll." Ujar Bupati Weni Paraisu.
Ia menambahkan sangat setuju jika potensi wisata sisa perang dunia ll akan dijadikan media perdamaian, sebagaimana diusulkan pakar wisata Prof Dr M Baiquni..
"Karena itu kami akan merawat sebaik baiknya agar nilai sejarah yang terkandung dalam potensi wisata sisa perang dunia ke ll bisa dipelajari dan diwariskan ke generasi muda," ujar Bupati lagi.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai karena uniknya potensi wisata Pulau Morotai yang teretak diantara jalur pelayaran Asia dan Australia, Presiden Joko Widodo telah menetapkan Pulau Morotai sebagai salah satu diantara 10 destinasi wisata nasional. Sembilan daerah wisata lainnya yang masuk 10 destinasi wisata nasional adalah Danau Toba di Sumut, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Pulau Seribu di DKI Jakarta, Tanjung Lesung di Banten, Bromo Tengger di Jawa Timur, Borobudur di Jateng, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Mandalika di Nusa Tenggara Barat dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Menpar dengan dijadikan destinasi wisata nasional berarti Pulau Morotai akan memiliki kawasan wisata terpadu mirip Nusa Dua di Bali. Untuk itu segala sesuatu yuang menjadi persyaratan destiasi wisata nasional akan dibanguin di Pulau Morotai. Tujuan akhir dari semua itu adalah memacu pertumbuhan ekonomi Morotai, menekan pengangguran, memunculkan devisa dan Pendapatan Asli Daerah Morotai dari sektor wisata.
Bersamaan dengan peluncuran Wonderful Morotai Island 2016 itu juga ditandatangani MOU armada perbangan Citilink yang akan membuka jalur penerbangan ke Morotai dan PT Jababeka yang akan memulai pembangunan kawasan wisata terpadu di Pulau Morotai. (Herman Ami).
Potensi Wisata Morotai Bisa Dijadikan Media Perdamaian
JAKARTA (Riauinfo) - Potensi wisata Pulau Morotai di Maluku Utara, antara lain berupa harta karun sisa perang dunia ke ll harus terus dirawat karena nilai sejarahnya tak terukur oleh uang. Harta karun sisa perang itu bukan saja berupa markas tentara Jepang, tetapi juga markas tentara Amerika Serikat dan sisa sisa perang lainnya yang masih bisa dilihat hingga kini, tersimpan di museum Perang Dunia Ke ll di Morotai juga ada yang terhampar dilautan berupa bangkai kapal perang dan pesawat pembom.
"Saya pikir potensi wisata sisa sisa perang itu bagus dijadikan media perdamaian. Soalnya, sisa sisa perang itu pasti akan memunculkan perasaan sedih dan haru jika keluarga korban perang dunia ke ll, baik dari Jepang atau Amerika Serikat dan sekutunya berkunjung ke Morotai," ujar pakar pariwisata dari Pusat Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada, Prof Dr M Baiquni di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Rabu 1 Juni.
Prof Dr M Baiquni diundang ikut menghadiri acara peluncuran Wonderful Morotai Island 2016 yang dilakukan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Pulau Morotai, Weni Paraisu di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Menteri Pariwisata.
(Baca juga: Morotai Bisa Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia)
Wonderful Morotai Island 2016 akan diisi beragam lomba termasuk konservasi bawah laut dan beberapa festival yang penyelenggarannya dilakukan sejak Maret hingga Desember 2016. Festiva itu diantaranya festival desa pesisir, festival pulau dodola dan festival Jejak Perang Dunia ke ll.
"Khusus festival Jejak Perang Dunia ke ll akan diisi dengan silaturahmi keluarga veteran perang dunia ke ll, musikalisasi puisi, pesona seribu lampion, pesona seribu lilin, serta napak tilas Jejak Perang Dunia ll." Ujar Bupati Weni Paraisu.
Ia menambahkan sangat setuju jika potensi wisata sisa perang dunia ll akan dijadikan media perdamaian, sebagaimana diusulkan pakar wisata Prof Dr M Baiquni..
"Karena itu kami akan merawat sebaik baiknya agar nilai sejarah yang terkandung dalam potensi wisata sisa perang dunia ke ll bisa dipelajari dan diwariskan ke generasi muda," ujar Bupati lagi.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai karena uniknya potensi wisata Pulau Morotai yang teretak diantara jalur pelayaran Asia dan Australia, Presiden Joko Widodo telah menetapkan Pulau Morotai sebagai salah satu diantara 10 destinasi wisata nasional. Sembilan daerah wisata lainnya yang masuk 10 destinasi wisata nasional adalah Danau Toba di Sumut, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Pulau Seribu di DKI Jakarta, Tanjung Lesung di Banten, Bromo Tengger di Jawa Timur, Borobudur di Jateng, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Mandalika di Nusa Tenggara Barat dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Menpar dengan dijadikan destinasi wisata nasional berarti Pulau Morotai akan memiliki kawasan wisata terpadu mirip Nusa Dua di Bali. Untuk itu segala sesuatu yuang menjadi persyaratan destiasi wisata nasional akan dibanguin di Pulau Morotai. Tujuan akhir dari semua itu adalah memacu pertumbuhan ekonomi Morotai, menekan pengangguran, memunculkan devisa dan Pendapatan Asli Daerah Morotai dari sektor wisata.
Bersamaan dengan peluncuran Wonderful Morotai Island 2016 itu juga ditandatangani MOU armada perbangan Citilink yang akan membuka jalur penerbangan ke Morotai dan PT Jababeka yang akan memulai pembangunan kawasan wisata terpadu di Pulau Morotai. (Herman Ami).
