PNS Bengkalis Dapat Tausiah Tahun Baru

PEKANBARU (RiauInfo) - Kedatangan tahun baru harus benar-benar dijadikan setiap pegawai negeri sipil (PNS) sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas kinerja, disiplin dan pelayanan kepada masyarakat. Hal itu disampaikan Ustadz H Tengku Zulkarnain ketika memberikan tausiah dihadapan para PNS di lingkup Pemkab Bengkalis. 

Tausiah yang dilaksanakan untuk merayakan tahun baru 1430 H dan 2009 M itu, dilaksanakan usai puncak peringatan Hari Amal Bakti Departemen Agama ke-63. Kegiatan yang juga dihadiri Bupati H Syamsurizal dan Sekretris Daerah H Sulaiman Zakaria itu, dipusatkan di halaman Kantor Bupati Bengkalis, Senin (5/1) kemarin. Kemudian, kata Zulkarnain, kedatangan momentum tahun baru, baik itu Hijriah maupun Masehi, juga harus dijadikan setiap PNS untuk meningkatkan kualitas citra di tengah masyarakat. “Baik buruknya citra PNS di mata masyarakat, ditentukan PNS itu sendiri,” katanya. Dalam tausiahnya, Zulkarnain juga mengklarifikasi anggapan bahwa tahun Masehi (tahun matahari) adalah tahun milik umat Kristen dan tahun Hijriah (tahun bulan) adalah tahun Islam. “Anggapan itu sama sekali tidak betul,” tegasnya. Lebih rinci Zulkarnain mengatakan, tahun Masehi bukan tahun orang Nasrani. Berdasarkan catatan sejarah, katanya, tahun Masehi yang dihitung berdasarkan peredaran matahari itu, dipakai pertama kali sebagai kalender tahunan oleh suku Apaceh (suku Maya) di Amerika Latin sekitar 5.000 tahun yang lalu. Jauh sebelum Nabi Isa As dilahirkan. Masih kata Zulkarnain, 200 tahun sebelum Nabi Isa As lahir, raja Romawi Julius Caesar resmi memakai kalender matahari untuk kejaraan Romawi dengan nama Kalender Julius. “Karena itu nama-nama bulan dalam bulan Masehi adalah dewa Romawi. Sebab, orang-orang Romawi bukan penganut agama Kristen. Orang Romawi baru menganut agama Kristen pada tahun 324 Masehi atau abad ke-4 setelah Nabi Isa As wafat,” katanya. Pada tahun 1527 Paus Gregorius XIII, mewajibkan seluruh umat Katolik diwajibkan memakai kalender matahari. Karena ada kesalahan, Julius Kalender itu diperbaiki dan berubah menjadi Gregorian Kalender (Kalender Gregorius). Pada saat itu juga ditetapkan tahun pertama Masehi adalah tahun kelahiran Nabi Isa As. Jadi tahun Masehi mundur 1527 tahun. Makanya sekarang tahun 2009 Masehi. “Karena itu tidak bisa dikatakan kalender Masehi dikatakan kalender orang Kristen atau umat Nasrani. Karena saat Nabi Isa As lahir, kalender itu sudah ada. Dan, Nabi Isa tidak pernah ikut campur soal kalender tersebut,” papar Zulkarnain. Begitu juga tahun Hijriah atau Komariah, kata Zulkarnain, tidak bisa dikatakan tahun Islam. Karena, kalender ini tidak ditemukan Nabi Muhammad SAW. Kata Zulkarnain, setelah 13 tahun Rasulullah wafat. Yaitu pada saat khalifah Umar Bin Khatab-lah tahun Hijriah ini. “Pada saat Khaifah Umar Bin Khattab ini tahun Hijiriah ditetapkan dengan menjadikan saat hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah sebagai tahun pertama Hijriah,” jelas Zulkarnain seraya mengatakan baik kalender matahari dan bulan dijelaskan Allah SWT dalam sejumlah ayat di dalam kitab suci Al-qur’an. Oleh sebab itu, katanya, salah besar kalau ada pihak yang melarang umat Islam ikut merayakan tahun baru Masehi. “Asalkan dalam merayakannya tetap sesuai dengan ajaran Islam dan untuk meningkatkan keimanan dan keqwaan terhadap Allah SWT. Karena tahun Masehi itu memang bukan tahun umat Kristen atau Nasrani,” ujar Zulkarnain, mengingatkan.(ad)
 

Berita Lainnya

Index