Perlu 15 Tahun Mewujudkan Sistem Penyiaran Digital di Indonesia

PEKANBARU (RiauInfo) - Mengalihkan sistem penyiaran analog ke sistem digital tidak seperti membalikkan telapak tangan. Di Indonesia, tidak satupun TV Nasional yang memakai sitem penyiaran digital. 

Padahal sistem digital ini sudah lama digunakan di Eropa dan Amerika sejak tahun 90-an lalu. Apa kendala penerapan sistem penyiaran Digital yang dinilai membuat siaran TV bening ini, di Indonesia? Di Asia, tetangga terdekat Indonesia, Singapura, telah menggunakan sistem yang dinilai membuat siaran TV bening tanpa gangguan tersebut. “Menerapkan sistem penyiaran digital di Indonesia harus mensosialisasikanya terlebih dahulu ke masyarakat. Dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini, maka membutuhkan waktu 15 tahun untuk mengalihkan sistem penyiaran analog ke sistem digital,” terang Ahmad pada RiauInfo di BIKKB Riau Jum’at (6/7), Pekanbaru. Ahmad, Tim Nasional Sosialisasi Sistem Penyiaran Analog ke Digital bernama lengkap Ir. Ahmad S. Adiwidjaja ini mengumpamakan, sitem analog seperti sistim manual, sedang sistem digital menerapkan penyampaian sinyalnya lebih pada Terrestrial. Sehingga, sistim penyiaran digital membutuhkan pemancar dan penerima yang berteknologi digital juga. “Jika standar ekonomi kita, alat yang mendukung penyiaran sistem digital ini terasa cukup mahal. Makanya Migrasi Sistem Penyiaran Analog ke Digital ini harus melalui sosialisasi terlebih dulu. Sehingga peralihan ini tidak terasa drastis di tengan masyarakat. Dengan kata lain, sistem digital hadir di atas sistem anaolg yang tetap berlangsung,” ujar Ahmad. Selanjutnya Ahmad menegaskan, sosialisasi sistem ini pertama di Indonesia dan di mulai dari daerah wilayah bagian Barat. ”Kami sebelumnya dari Banda Aceh, Medan, Batam dan kini di Pekanbaru,” kata Ahmad. (Surya)


Berita Lainnya

Index