Perekonomian Nasional Optimis Stabil

PEKANBARU (RiauInfo) - Perekonomian nasional terutama dari sisi makro dalam tahun ini kembali stabil dan terus mengalami perbaikan yang cukup berarti.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aslim Tadjuddin mengatakan hal tersebut pada saat serah terima jabatan Pemimpin Bank Indonesia (BI) Pekanbaru, Senin (6/8) di gedung Bank Indonesia (BI) Pekanbaru Menurutnya, setelah sempat mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan turunnya daya beli masyarakat sebagai dampak dari kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada bulan Oktober tahun 2005, kinerja perekonomian nasional tahun ini kembali stabil dan terus mengalami perbaikan yang cukup berarti. Setelah tumbuh sebesar 5,97% (yoy) pada triwulan I-2007, pertumbuhan ekonomi selama triwulan II-2007 diperkirakan sebesar 6,1% (y-o-y) ditopang oleh perbaikan konsumsi swasta seiring membaiknya daya beli masyarakat serta tingkat keyakinan konsumen akan kondisi ekonomi ke depan dan peningkatan kinerja ekspor. Ia mengatakan kenaikan konsumsi juga ditopang oleh ketersediaan sumber pembiayaan perbankan berupa kredit konsumsi yang menunjukkan kecenderungan meningkat. Sementara itu peningkatan kinerja ekspor antara lain ditopang oleh kondisi ekonomi global yang kondusif dan perkembangan harga komoditas internasional yang semakin baik. Disisi lain tambahnya, impor mencatat akselerasi pertumbuhan sejalan dengan berlanjutnya ekspansi perekonomian domestik. Kenaikan impor terutama terjadi pada kelompok barang konsumsi dan bahan baku. Menurut Aslim, sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dalam tahun ini terus mencapat surplus baik dari transaksi berjalan, maupun neraca modal dan finansial. ”Secara keseluruhan selama triwulan II-2007 Neraca Pembayaran Indonesia diperkirakan mengalami surplus sebesar USD3,7 miliar,” katanya. Di sisi transaksi berjalan, selama triwulan II-2007 tercatat surplus sekitar USD991 juta. Sementara itu derasnya arus capital inflow dalam bentuk investasi portfolio yang antara lain terlihat dari nilai surat utang negara (SUN) dan SBI yang dimiliki oleh asing yang masing-masing mencapai Rp83,4 trilyun dan Rp43,6 trilyun telah menyebabkan sisi neraca modal dan finansial selama triwulan II-2007 mencatat surplus sekitar USD2,5 miliar. Membaiknya kondisi NPI tersebut juga terefleksi pada nilai tukar Rupiah yang stabil bahkan cenderung menguat seiring terjadinya peningkatan cadangan devisa yang berasal dari cukup tingginya pasokan valuta asing dan menurunnya permintaan valuta asing untuk kebutuhan impor dan pembayaran utang korporasi.(Surya)

Berita Lainnya

Index