Penyebaran Flu Babi Tak Pandang Bulu

SELURUH manusia di penjuru dunia saat ini digemparkan dengan munculnya virus Flu Babi yang konon sangat mematikan. Meski kasus ini berpusat di meksiko, namun tidak tertutup kemungkinan virus ini juga bisa merambat ke kawasan luar Meksiko. Seperti halnya tersebarnya flu burung, virus ini juga sudah diprediksikan kemunculannya.
Dibanding flu burung, flu babi diindikasikan lebih ganas lagi. Penyebaran virus babi atau kerap disebut oleh pakar kimia dengan sebutan virus H1N1 ini dapat merembet dengan cepat, seperti halnya flu burung (H5N1). Meskipun pada awal mulanya penyebaran terjadi melalui binatang babi , namun di yakini virus ini telah bermutasi dan dapat menyebar dengan kontak langsung sesama manusia. Penularannya konon juga bisa langsung dari persentuhan kulit penderita maupun lewat udara. Gejala penyakit ini hampir sama dengan flu burung. Demam tinggi, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah muntah, kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian. Melihat tingkat bahayanya, kita semua wajib meningkatkan pengawasan. Pengawasan harus dilakukan secara berlapis. Mulai dari lalulintas perdagangan babi khususnya pada kelompok peternak babi, hingga dalam proses impor. Monitoring di daerah peternakan dan daerah pengkonsumsi babi dilakukan agar dipastikan tidak terkena wabah serupa, Langkah lain yang bisa menjadi alternatif adalah dengan memasang alat scanning thermografis atau pengecekan suhu badan di bandara. Kita semua tahu, wilayah Riau merupakan salah satu pintu masuk ke Indonesia. Dan Riau cukup dekat dengan negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia dan beberapa negara lainnya. Untuk itu di perlukan adanya koordinasi berbagai pihak agar pengawasan dapat dilakukan secara optimal. Dalam Wilayah Riau, sedikitnya ada tiga daerah yg menjadi lintasan ekspor babi dari Provinsi Sumut menunju Provinsi Kepri, sebelum akhirnya diteruskan ke Singapura. Ketiga daerah itu adalah Kabupaten Rokan Hilir, Kota Dumai dan Kota Pekanbaru.***
 

Berita Lainnya

Index