Pentingnya Infrasturuktur Telekomunikasi untuk Industri Pertambangan di Indonesia

 RiauInfo - Indonesia, negara kepulauan dengan lebih dari 17,500 pulau dan 250 juta penduduk saat ini sedang menghadapi tantangan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang tidak merata. Meskipun pemerintah berusaha untuk mempromosikan kesetaraan dalam pembangunan, pertumbuhan di Indonesia cenderung terkonsentrasi di wilayah Jawa, tempat tinggal untuk lebih dari 60 persen masyarakat Indonesia. Wilayah ini telah menerima dukungan pembangunan paling besar dari pemerintah. Sementara itu, wilayah timur Indonesia menjadi wilayah yang kurang berkembang dimana sebagian besar area terdiri dari pulau-pulau terpencil. Pada tahun 2012, Indonesia memiliki lebih dari 70,611 desa dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah rural mencapai 119,321,070 orang, atau sekitar 50 persen dari total penduduk Indonesia. Sebagian besar masyarakat ini secara geografis terisolasi dari ekonomi, politik, dan kehidupan sosial. Hal ini terutama disebabkan oleh kurangnya infrastruktur transportasi dan komunikasi di area-area tersebut. Banyak dari daerah ini adalah lokasi industri perkebunan dan pertambangan, yang juga menjadi sumber utama mata pencaharian mereka, dan menjadi sumber utama kontributor utama ekonomi Indonesia. Sektor pertambangan sendiri pada kuartal III 2016 tercatat memberikan kontribusi sebesar 10,47 persen dengan tingkat pertumbuhan 0,13 persen atau yang pertama kali sejak tahun 2014. Sumber Provinsi-provinsi yang perekenomiannya didukung oleh sektor pertambangan termasuk Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Riau, Papua dan Kalimantan Timur. Sayangnya pembangunan infrasturktur di area-area ini tidak didukung dengan pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang baik dimana banyak area masih belum mendapat koneksi telekomunikasi. Perusahaan pertambangan harus membangun konektifitas sebagai unsur utama operasi perusahaan dan komunitas dimana pertambangan berlokasi, yang dapat meningkatkan keuntungan. Pertambangan merupakan bisnis yang mempunyai risiko tinggi, sistem komunikasi yang terpercaya dapat menurunkan risiko di tempat kerja dengan menyediakan komunikasi dua arah antara penambang dan tim di kantor pusat untuk dapat memantau kondisi, saat keadaan darurat dan menyediakan konsultasi kepada tim medis. Komunikasi dua arah ini juga dapat digunakan untuk memonitor keadaan, pertukaran data yang cepat untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat. Infrastruktur komunikasi yang baik merupakan hal penting pada operasi pertambangan yang pada akhirnya dapat mengurangi limbah, meminimalisir dampak lingkungan dan meningkatkan keselamatan pekerja. Semua ini akan memberikan kontribusi pada pertumbuhan sektor pertambangan yang melambat pada beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ini akan memberikan pengaruh kepada lingkungan sekitar dimana pembangunan infrastruktur komunikasi juga dapat menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Kesehatan, pendidikan, keamanan dan keseluruhan pembangunan ekonomi di daerah terpencil dapat dimulai dari pembangunan infrastruktur komunikasi. Omoco, perusahaan penyedia solusi jaringan dari VNL yang berbasis di India bertujuan untuk membantu para pemangku kepentingan dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi Indonesia untuk memberdayakan daerah pedesaan dengan menawarkan konektivitas. Omoco bekerjasama dengan perusahaan terkemuka di bidang pertambangan dan menawarkan solusi jaringan mikro yang dapat memberikan cakupan jaringan sampai di tempat yang paling terpencil. Solusi ini termasuk layanan suara, data dan pesan, yang juga didukung dengan tenaga surya untuk daerah untuk memperbaiki kesenjangan digital di Indonesia.     Oleh Karun Kapil, Director Business Development, SEA & Ocenia, Omoco.    

Berita Lainnya

Index