Para Profesor Dua Negara Bincangkan Sastera Melayu di BKPBM

YOGYAKARTA (RiauInfo) - Perjalanan dan perkembangan sastra di tiap negeri tentu memiliki corak dan warna yang berlainan, sama halnya dengan sejarah sastra di Malaysia. Karya sastra tak jarang merupakan hasil refleksi, imajinasi, maupun respons dari para pujangga sastra terhadap situasi kehidupan ataupun kondisi lingkungan yang melingkupinya. 

Oleh karenanya, mengkaji suatu karya sastra tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial, budaya, maupun politik para sastrawan tersebut. Hal ini mengemuka dalam diskusi bertajuk “Menyusur Pantai Sastera Melayu”, Senin (11/08/08), di ruang seminar Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM). Diskusi yang membahas tema ‘calon’ buku karya Prof. Muhammad Haji Salleh ini dipandu oleh Nanum Sofia, S.Psi, S.Ant. (Redaktur MelayuOnline.com). Selain para pembicara, diskusi bulanan ini juga diramaikan oleh kehadiran para profesor, antara lain Prof. Dr. Rahmad Joko Pradopo (Guru Besar Sastra FIB-UGM), Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A., M.Phil. (Guru Besar Antropologi, FIB-UGM), Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno (Guru Besar Sastra FIB-UGM), serta Prof. Dr. Ding Cho Ming (Pakar Budaya pada Alam Tamadun Melayu, Malaysia). Hadir pula para pakar kajian budaya, sastra, serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta, antara lain dari Pascasarjana Antropologi UGM dan Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Sebelum diskusi dimulai, acara dibuka oleh Mahyudin Al Mudra, SH, MM, selaku Pemangku BKPBM dan Pimpinan Umum MelayuOnline.com. Tecermin dalam sambutannya, Mahyudin menyambut baik dan merasa gembira atas kedatangan para tamu undangan dalam diskusi rutin bulanan ini. “Bulan ini begitu istimewa bagi saya selaku Pemangku Balai, karena BKPBM dikunjungi oleh banyak profesor dan doktor dari berbagai universitas, baik dari dalam maupun luar negeri,” ungkapnya. Kegembiraan Mahyudin semakin lengkap berkat apresiasi yang luar biasa dari masyarakat terhadap eksistensi MelayuOnline.com. “Sejak didirikannya BKPBM lima tahun yang lalu, Balai Melayu ini telah melahirkan tiga anak, yakni MelayuOnline.com, WisataMelayu.com, dan RajaAliHaji.com. Tidak lama lagi, sekitar tiga bulan ke depan, akan lahir anak keempat, yakni CeritaRakyatNusantara.com,” ujar Mahyudin beranalogi dengan rasa bangga. “Kini, apresiasi tidak hanya datang dari kalangan akademisi maupun masyarakat, namun juga dari berbagai mass media (cetak dan elektronik—red). Dan, terus terang hal ini datang tanpa diminta, tanpa dibujuk. Berturut-turut dalam minggu ini, MelayuOnline.com dimuat di harian Kompas, dan tampil dalam program E-LifeStyle di Metro TV pada hari Minggu (10/08/08 lalu—red),” tambah Mahyudin yang pada kesempatan itu didampingi oleh isteri tercinta, Ir. Tuti Sumarningsih, MT. Ia menuturkan bahwa apresiasi tidak berhenti di situ saja, beberapa media elektronik nasional (Metro TV dan Trans 7) bahkan berencana untuk menayangkan diskusi-diskusi kebudayaan yang diadakan oleh BKPBM. “Dari program acara seperti itu, kita dapat menyajikan kepada masyarakat bahwa Melayu yang dilihat dengan pendekatan budaya, terutama demi kepentingan pelestariannya, dapat dikemas dalam bentuk yang lebih populer dan intens, sehingga generasi muda lebih tertarik dan pada akhirnya muncul keinginan untuk peduli pada kebudayaan itu sendiri, utamanya budaya Melayu,” ungkap Mahyudin menutup sambutannya. Usai sambutan, Affthonul Afif, S.Psi. (Redaktur MelayuOnline.com), selaku moderator diskusi, mengenalkan secara ringkas pembicara diskusi, yakni Prof. Dr. Muhammad Haji Salleh (Guru Besar Universiti Sains Malaysia dan Sastrawan Negara Malaysia), dan dua pembahas, yakni Prof. Dr. Bakdi Sumanto (Sastrawan dan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya, UGM), dan Dr. Kun Zachrun Istanti, S.U. (ahli sastra FIB-UGM).(Ad/rls)
 

Berita Lainnya

Index