Musim Pancaroba Di Bengkalis

BENGKALIS  (RiauInfo)-- Saat ini musim memasuki masa pancaroba. Yaitu pergantian antara musim kemarau dan penghujan. Masyarakat Kabupaten Bengkalis diingatkan untuk waspada, karena di masa pancaroba ini rawan akan hadirnya berbagai penyakit. Salah satu yang mesti diwaspadai adalah demam berdarah dengue (DBD).   Karena itu Bupati Bengkalis H Herliyan Saleh mengimbau seluruh masyarakatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan. Kesadaran masyarakat menjaga lingkungannya serta bersama-sama memberantas jentik nyamuk Aedes aegypti dengan melakukan 3M Plus, merupakan upaya yang paling efektif dan efisien mencegah DBD.   Tindakan 3M Plus tersebut adalah menguras tempat penampung air secara rutin, mengubur benda-benda bekas yang bisa menampung air serta menutup tempat penampungan air. Kemudian menghindari gigitan nyamuk.   Tindakan 3M Plus ini, kata Herliyan, adalah hal yang paling ampuh untuk menangkal perkembangan DBD. Sebab, nyamuk memang menjadi vektor utama penyebaran penyakit yang dapat menyebabkan kematian ini. Nyamuk DBD berkembang biak dengan sangat pesat di saat mulai musim hujan seperti sekarang ini.   “Meskipun bentuknya kecil, kuburkan kalau ada kaleng dan benda yang tak berguna yang dapat menampung air. Sebagai contohnya, pipa cekung yang ukurannya 0,5 centimeter yang digenang air hujan, sudah cukup buat nyamuk DBD untuk berkembang biak,” Herliyan, mengingatkan.   Sementara bagi masyarakat yang tempat penampungan air besar, sangat dianjurkan memasukkan beberapa ekor jenis ikan pemakan jentik. Seperti bak besar yang tidak mungkin dikuras setiap saat.   “Masukkan beberapa ekor ikan pemakan jentik nyamuk atau beri bubuk larvasida. Gunakan obat anti nyamuk atau tanam tanaman pengusir nyamuk,” sarannya lagi sebagaimana dikutip Kabag Humas Pemkab Bengkalis, Johansyah Syafri, dan disampaikannya kepada wartawan, Senin (24/11/2014).   Kemudian, kata Herliyan lagi, pastikan sirkulasi udara dan cahaya di kamar dan rumah terjaga baik. Jangan biarkan ada pakaian atau yang tergantung. Karena tempat tinggal seperti ini, juga merupakan tempat yang paling disukai nyamuk DBD.   Kepada warganya yang tinggal di perkotaan dan kawasan pandat penduduk, Herliyan minta untuk lebih waspada. Karena, ujarnya, daerah paling rawan serangan DBD biasanya adalah perkotaan.   Memang, dari beberapa kasus DBD yang terjadi tahun-tahun sebelumnya, yang paling banyak korban adalah daerah yang padat penduduknya. Kemudian, daerah kumuh dan mobilitas penduduknya tinggi.   Sementara di bagian lain, kata Herliyan, seluruh camat di daerah ini sudah diingatkan agar dapat mengintruksikan masing-masing Kepala Desa/Kelurahan supaya memberdayakan Jumantik atau Juru Pemantau Jentik yang ada.   Yaitu, agar melakukan pemantauan jentik nyamuk Aedes aegypti di wilayahnya, dan melaporkannya ke Kepala Desa/Kelurahan secara rutin dan berkesinambungan.  

Berita Lainnya

Index