Minat investor yang masih diragukan atau pemerintah yang tak mampu menjual proyek..???

Menengok keberhasilan negara orang menarik investor, yang luar biasa derasnya, memberikan pertanyaan miris dibenak kita, kenapa yah pemerintah daerah kita kok loyo betholl, macam hopeless saje..? 
Berita hari ini menjelaskan PM Malaysia yang didukung oleh MB (Mentri Besar setingkat gubernur) dalam utusan malaysia, bahwa beliau mempromosikan daerah pertumbuhan wilayah pembangunan Iskandar, dengan keluasan 2,217 kilometer persegi atau 2 1/2 kali keluasan Singapura di selatan Johor menjadi sebuah bandar raya metropolis menjelang tahun 2025. Kerajaan memberikan insentif tanpa memungut cukai tanah, selama 10 tahun, termasuk penarikan tenaga kerja asing tanpa batasan, bahkan bagi individu yang mau membeli harta tanah juga dibenarkan diatas RM250,000 (Rp. 625 jt) dan berlaku sebelum 2015. Insentif itu berlaku untuk perusahaan-perusahaan yang dikhususkan untuk enam sektor sasaran yaitu industri kreatif, perkhidmatan pendidikan, perunding dan penasihat kewangan, perubatan, perkhidmatan berkaitan logistik dan pelancongan. MB kedah dalam News street times, menjelaskan mendapatkan projek kerja sama dengan Iran petroleum, bekerja sama dengan perusahaan local membangun kilang minyak untuk mengolah minyak-minyak yang berasal dari Iran, dengan 70% investasi langsung dari swasta, diharapkan akan mendatangkan pendapatan untuk daerah sekitar RM500 juta/tahun ( Rp. 1.25 trilyun/th), dengan serapan tenaga kerja 14500 ahli dan semi ahli, 5000 orang insinyur, yang akan dilakukan pembangunan dalam 8 tahun, dimulai tahun depan, trus belum lagi pembangunan kereta api cepat, yang memotong jarak tempuh KL-singapura dari 9,5 jam menjadi 90 menit sahaja, dengan total investasi US$2.3 billion, yang akan diumumkan diakhir tahun ini, masih banyak lagi cerita sukses MB Selangor (keturunan Sragen)yang membawa masuk modal dari Arab Saudi ke Selangor dan menjadikan selangor sebagai kota/Bandar termaju di Malaysia. Bandingkan dengan pemerintah kita yang katanya pemerintah daerah dengan APBD terbesar kedua di Indonesia, belum punya agenda promosi seperti itu, bahkan pembangunan jalan TOl Pekanbaru-Dumai, yang sudah bertahun-tahunpun masih saja dalam batas wacana, kasihan betholll.. Sekarang kita lirik, keuntungan dan kerugian dan bagaimana mensiasati supaya jalan TOL itu segera dibangun, Ada banyak keuntungan yang diperoleh, diantaranya : - Jarak Pku - Dumai yang diperkirakan sekitar 180 KM, akan bisa dipersingkat menjadi 100 KM (Berdasarkan talk show Riau Teve) beberapa masa yang lalu, artinya disitu ada penghematan waktu dan cost untuk berpergian dari PKU-Dumai. - Dengan dibukanya Dumai sebagai KEK ( Kawasan Ekonomi Khusus), seperti halnya otorita batam pada masa lampau, akan memberikan jalur birokrasi yang singkat untuk mengurus pendirian badan usaha dan investasi di dumai, yang menurut informasi, bulan Februari yang lalu perusahaan Wilmar Energy, telah memulai produksi Biodisel di Dumai dengan kapasitas awal 350 ribu ton/th, dan diharapkan akhir tahun 2007, kapasitas produksi akan mencapai 1 juta ton/th, yang merupakan pabrik biodiesel dengan kapaistas terpasang terbesar didunia. - Akan membuka geliat ekonomi baru di Dumai dan akan memberikan impak yang cukup lumayan, apalagi kalau jalan TOL Dumai – Pku siap beroperasi, ada beberapa buah pump bensin tentu akan berdiri dan dilengkapi dengan tempat peristirahatan, yang lebih baik . - Akan ada penambahan lapangan kerja baik dari segi per transportation, bus, travel, driver, knek, travel agency, termasuk perdagangan suku cadang, supply bahan baker yang tentu akan berimbas kepada PAD daerah tentunya. - Memberikan image maju, sebagai sebuah destinasi pelancongan yang apabila dikelola secara baik akan meningkatkan, sektor ikutan lain dari pembangunan tersebut. Adapun kerugian, yang akan dialami, yang terlihat hanyalah jumlah subsidi yang akan dibayar Pemda untuk tahun-tahun awal dan itu adalah hal biasa, kalau kita pernah berjalan dari KL - Kuantan, menggunakan jalan TOL lus mulus, juga belum banyak kendaraan yang lewat, tapi dengan adanya peningkatan infrastruktur yang begitu baik, akan memberikan kesan positif bagi investor untuk jangka panjang, sehingga kerugian yang diperkirakan akan segera teratasi dengan derasnya investasi disekitar daerah jalan TOL yang baru, kenapa saya katakan tahun-tahun awal, karena saya haqqul yakin, proses subsidi itu tidak akan berlangsung lama, diantara alternative, kalau subsidinya memang besar adalah dengan mengalihkan trasportasi sungai, yang biasanya melewati sungai Siak, di-stop, dan digantikan transportasi menggunakan jalan TOL, karena secara ekonomi, sangat banyak kerugian Negara yang ditimbulkan oleh transportasi sungai yang ada saat ini, termasuk diantaranya yang diuntungkan hanya pemilik kapal dan crew nya saja, kerugian2 tersebut, seperti : - Sungai menjadi kotor dan tidak terawat dengan baik, sehingga dulunya sungai bisa memproduksi ikan, kemungkinan sekarang sangat sedikit ikan yang bisa dihasilkan dengan sungai yang sebegitu kotor. - Terjadi abrasi disepanjang pinggir sungai, sehingga terjadi pendangkalan sungai, yang berkemungkinan juga adalah biang keladi penyebab banjirnya daerah-daerah disekitar sungai siak baru-baru ini. - Memberikan potret buruk kepada dunia luar tentang kemiskinan masyarakat disepanjang aliran sungai, termasuk cara hidup mereka yang tidak sehat. - Yang terakhir dan paling banyak menyedot kerugian Negara adalah bebas dan tidak terkontrolnya lalu lalang hasil hutan disepanjang sungai siak, karena kita tahu disepanjang sungai siak, begitu banyak usaha-usaha perkayuan, apakah kayu blondongan, kayu sowmill bahkan mungkin juga ekspor illegal polly wood, serta barang2 lainnya ke Negara Jiran, karena sering kali kalau kita lewat ke Malaka dengan kapal, banyak sekali kayu-kayu yang ditarik oleh kapal2 tongkang menuju ketengah laut dan berdasarkan beberapa data waktu yang lalu, ada sedikit heboh banyak kayu illegal yang beredar di malaka, yang ditenggarai dibeli oleh perusahaan salah seorang datuk anggota parlemen barisan nasioanal (BN) Malaka, Malaysia. Tapi dengan kelihaian ahli parlement tersebut issue kayu illegal yang dibelinya itu beralih kepada issu pegawai imigrasi yang tidak proffesioanl, sehingga issu itu akhir hilang lenyap ditelan manisnya duit kayu riau, sedangkan pemerintah kita tidak dapat apa-apa darinya. Bahkan dalam rapat parlemen ketika itu, ada anekdod, untuk membedakan hormat antara polisi dengan hormatnya staf imigrasi, sangat lucu he he..Sulit untuk menggambarkan perbedaan kedua hormat itu disini. Berdasarkan realita itu, saya berpendapat akan lebih bijak kiranya jika sungai siak itu dijadikan kembali sebagai sungai produksi, terutama untuk pengembang-biakan ikan, disepanjang sungai itu, tentu ini akan memberikan lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat, baik dari segi produksi ikan, pembuatan pellet ikan, dan terutama kita bisa memelihara sungai kita, walaupun belum bisa dimanfaatkan secara komersial dalam arti yang sebenarnya. Hal ini juga bisa kita hitung untuk menutupi kekurangan volume kendaraan yang melalui jalan TOL Pekanbaru-Dumai, mungkin PemDa bisa menjalin kerjasama dengan Menaker trans, atau para pengusaha PJTKI, yang memberangkatkan TKI ke Malaysia yang berjumlah lebih dari 2 juta orang saat ini, kalau jumlah itu bisa kita arahkan dengan sedikit promosi dan biaya yang lebih kecil maka Riau, terutama pekanbaru dan Dumai akan menjadi tempat persinggahan sementara mereka sebelum pulang kekampung halamannya masing-masing, ini juga akan memberikan keuntungan bagi masyarakat kita. Pada saat yang sama kita harapkan bisa dibuat suatu perencanaan Induk pengembangan sungai siak yang lebih baik, apakah untuk transportasi atau wisata sungai, kalau memungkinkan bisa menjadikan sungai siak seperti halnya Terusan Suez dengan panjang 163 km dan lebar tersempitnya lebih kurang 60 m, yang cantik nan bersih, tentu akan memberikan nilai wisata dan ekonomi yang menjanjikan juga, bagaimana berkembangnya daerah Egypt dengan keberadaan terusan suez, kalau bisa konsep terusan suez itu dibawa kenegara kita tentunya akan memberikan ketertarikan lain yang luar biasa, tentu dengan kemasan dan sedikit polesan. Dengan harapan suatu saat nanti, kita bisa lihat terusan suez yang menghubungkan laut Mediterranean dengan laut Merah akan kita jumpai juga ditempat kita dengan kemasan yang lebih dinamis dan maju, semua kapal container dibuatkan pelabuhan yang bagus di-dumai dan sungai siak menjadi tarikan pelancong dalam menikmati wisata dan antraksi sungai yang bersih dan indah, semoga, referensi pengembangan Northport Malaysia yang baru saja merayakan anniversary 21 tahun penswastaan pelabuhan itu menjadi pelabuhan kelas dunia, patut dicontohi. Penulis adalah anak Riau, peserta Program PhD/ Postgraduate Researcher MRU, Fac of Chem & Nat Res Eng, UTM Malaysia. Email: [email protected]
 

Berita Lainnya

Index