Meski Kamp Dibakar, Greenpeace Akan Teruskan Berjuang Untuk Kampar

PEKANBARU (RiauInfo): Greenpeace hari ini menyatakan bahwa pembakaran Kamp Pelindung Iklim di Semenanjung Kampar akhir pekan lalu di Riau, tidak akan menghentikan kampanye bersama penduduk sekitar untuk menghentikan perusakan hutan alam di daerah lahan gambut kaya karbon itu.
Kamp Pelindung Iklim dibangun Greenpeace bersama masyarakat pada Oktober 2009 jelang Pertemuan Iklim Kopenhagen untuk menggaris bawahi peran perusakan hutan pada perubahan iklim, masyarakat lokal dan keanekaragaman hayati. “Api merusak sebagian bangunan kamp, hal itu sangat disayangkan. Tetapi kejadian itu justru membuat kami semakin berkomitmen berjuang bersama masyarakat melawan perusakan hutan di rumah mereka. Kami akan melipatgandakan upaya kami untuk menyelamatkan lingkungan Indonesia dan memastikan hutan dan lahan gambut Semenanjung Kampar selamat,” ujar Bustar Maitar, Jurukampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara. Penduduk Teluk Meranti melihat api itu Minggu (11/4) dini hari sekitar pukul 05.00 WIB, dan langsung mendatangi kamp untuk memadamkan api. Beberapa lama kemudian api dapat dipadamkan tetapi kerusakan tidak dapat dihindari, ruang utama dan mushalla hangus terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. “Greenpeace hari ini melaporkan kejadian itu kepada Kepolisian Daerah Riau, serta meminta polisi segera melakukan investigasi secara serius,” imbuh Bustar. Semenanjung Kampar adalah salah satu kawasan lahan gambut terbesar di dunia yang saat ini sedang terancam rusak oleh perusahaan pulp and paper besar seperti APRIL dan APP. Kamp telah dikunjungi oleh berbagai tamu internasional seperti Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia serta bintang Hollywood asal Prancis Melanie Laurent. November lalu Greenpeace melakukan aksi untuk menghentikan perusakan hutan oleh APRIL dengan memblokade eskavator mereka. Pada Desember, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan memerintahkan APRIL untuk menghentikan kegiatan sambil menunggu investigasi terhadap izin mereka. Masyarakat Teluk Meranti selama ini sangat mendukung kampanye Greenpeace dan juga telah mengeluarkan petisi yang ditandatangani ribuan orang, menolak ekspansi APRIL di Kampar. “Kami membutuhkan kehadiran Greenpeace untuk bersama-sama masyarakat mempertahankan hutan. Sebab perusahaan punya segalanya, uang serta kekuatan politik,” ujar Pak Yusuf, salah satu tokoh masyarakat Teluk Meranti. Kampanye Greenpeace tak akan berhenti sampai Kampar dilindungi sepenuhnya. “Kami menyambut baik pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pekan lalu yang mengajak Lembaga Swadaya Masyarakat termasuk Greenpeace untuk bekerja bersama pemerintah melindungi lingkungan Indonesia. Kami mendesak Presiden untuk segera mengimplementasikan moratorium (penghentian sementara) perusakan hutan dan lahan gambut,” pungkas Bustar.(ad/rls)

Berita Lainnya

Index