Menpar Arief Yahya: Hub Country Buat Angkat Morotai Mirip Singapura

morotai1 JAKARTA (Riauinfo) - Menpar Arief Yahya tidak kehabisan ide untuk membuat positioning 10 Bali Baru yang sudah dilaunching Presiden Joko Widodo. Termasuk bagaimana menempatkan Morotai, Maluku Utara yang jauh di ujung Timur Laut yang masih terpencil di sana. "Morotai memang jauh dari Jakarta, tapi bisa diproyeksikan menjadi Hub Country," kata Arief Yahya di Jakarta. Dalam siaran persnya yang diterima Riau Info di Jakarta, kemarin, Mantan Dirut PT Telkom ini mengaku punya segudang jurus untuk mengembangkan Morotai menjadi kawasan wisata berskala dunia. Pada acara peluncuran Wonderful Morotai 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta (1/6), Marketeer of The Year 2013 itu, dia tak ragu memaparkan salah satu jurus pamungkasnya. Hub Country itu menurut Menpar bisa mengangkat Morotai menjadi mirip Singapore, Hongkong, Dubai, Abu Dhabi, dan Doha. Kota yang menjadi konektor berbagai penerbangan dunia. "Posisi Morotai memungkinkan untuk itu. Dekat dengan Jepang, Korea, Taiwan, China, Filipina, Bangkok, lalu ke selatan sampai Australia dan New Zealand," jelas Arief. Jurus membuat hub country di Morotai itu memang bisa langsung menaikkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. “Faktanya, Morotai memang banyak diuntungkan dengan lokasinya yang strategis. Di barat, ada Singapura dan negara ASEAN lain. Di timur, ada Republik Kep Palau serta negara-negara kepulauan di Pasifik. Tak heran kawasan ini dinilai punya potensi besar untuk meraih pendapatan sebesar USD 17.000 seperti Republik Kepulauan Palau di utaranya. Arief Yahya membayangkan, bila Pulau Morotai menjadi hub country, pesawat- pesawat dari Tiongkok Selatan, Taiwan hingga Jepang bisa transit di Morotai. “Ada nilai tambah yang bisa didapat dari sana. Dan nilai tambahnya, bisa lebih tinggi dari pariwisata,“ ungkapnya. Setelah itu, ada cooperative strategi yang bisa dimainkan dengan ciamik. Strateginya sama dengan semangat Indonesia Incorporated yang kerap disebutkan Menpar Arief Yahya. Semua menyatukan kekuatan, kerja keroyokan, kompak, bersatu, membangun pariwisata. “Pariwisata tak bisa berdiri sendiri. Harus kerjasama satu dengan yang lainnya. Penerbangan dari Citilink pasti akan cepat bangkrut bila tidak ada properti yang dibangun Jababeka. Begitu juga sebaliknya. Tapi kalau dua kekuatan itu bersatu, dua-duanya akan hidup dan saling menguntungkan,” ujar dia. Jurus terakhir Menpar Arief Yahya adalah mencari investor global kelas A. Tanpa ini, Menpar menilai pembangunan wisata di Morotai akan sia-sia. “Harus kelas A dunia karena investasinya perlu uang besar. Bapak tinggal cari investor yang mau masuk ke sana. Tentunya Kemenpar akan fully support bangun Morotai,” tutup Arief. Saat ini, sejumlah investor Taiwan, Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok sudah menyatakan I will invest. Perusahaan-perusahaan Taiwan siap membantu mengembangkan budi daya ikan, pertanian, turisme dan industri perbankan. Jepang dan Amerikam kata Menpar lebih lanjut, juga siap mengembangkan potensi sejarah karena Morotai merupakan titik pertempuran terhebat Perang Dunia II antara Sekutu dengan Jepang. Di wilayah perairannya, antara lain Pulau Dodola, Pulau Kolorai, dan Mitita menjadi spot-spot diving yang menghadirkan pemandangan bawah air nuansa Perang Dunia II. Sementara Tiongkok, siap berinvestasi di pengembangan amenitas Morotai. (Herman Ami)

Berita Lainnya

Index