Mencari Keadilan di Akhir Pengabdian

Rusli-ZainalPledoi Mantan Gubernur Riau HM Rusli Zainal

"Mencari Keadilan di Akhir Pengabdian" Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Majelis Hakim yang kami muliakan Saudara penuntut Umum dan Penasihat Hukum yang terhormat Puji syukur Alhamdulillah tentunya kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang hingga hari ini masih memberikan kita kesehatan dan kekuatan, mengikuti perjuangan saya mencari keadilan di ruang sidang ini. Sebelumnya saya juga menyampaikan rasa terimakasih dan rasa hormat, kepada Majelis hakim yang begitu sabar, teliti dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, menjalankan suatu proses pemeriksaan selama persidangan ini. Tentunya dengan tetap menjunjung tinggi keadilan dan profesionalitas. Momen pembacaan pledoi ini, adalah waktu yang sangat saya tunggu-tunggu. Karena inilah momentum saya menyuarakan pembelaan dengan menyampaikan suara hati saya yang sejujur-jujurnya. Kata-kata pembelaan saya nantinya di ruang siding ini, adalah wujud ikhitiar pembelaan saya sebagai manusia biasa, selain tentunya luahan doa-doa saya pada Allah SWT, sang maha Adil dan Sang maha tahu segalanya. Hanya di hadapan majelis, satu-satunya kesempatan saya melakukan pembelaan di dunia ini. Sebelum pada akhirnya saya tetap memasrahkan segala keputusannya pada yang Maha kuasa. Majelis hakim yang kami muliakan Saudara penuntut umum dan penasihat hukum yang terhormat Saya lahir di provinsi ini. Berasal dari sebuah desa kecil yang nyaris tidak terlihat dalam peta Negara Indonesia. Dididik dan dibesarkan dengan ilmu, iman dan keyakinan agama yang begitu kuat takut pada Tuhan. Saya seorang anak petani biasa dari Indragiri Hilir, yang kemudian memilih berani hidup penuh perjuangan demi meraih kehidupan yang lebih baik. Saya meniti semua ini dari minus dan dalam kesusahan yang luar biasa dahsyatnya. Kecintaan saya pada provinsi ini adalah segala-galanya.segala-galanya!!! Karena itu saat mendapat amanah menjadi anggota dewan, Bupati dan kemudian Gubernur dua periode, saya berusaha memprioritaskan pekerjaan dan amanan sebagai pemimpin. Bahkan terkadang saya jauh lebih banyak menghabiskan waktu bekerja demi masyarakat daripada bersama keluarga sendiri. Namun tentunya tidak ada gadung yang tak retak. Karena saya hanyalah manusia biasa, jauh dari kesempurnaan. Saya telah mencoba melakukan yang terbaik bagi masyarakat Riau. Andailah kemudian masih ada impian yang belum terwujud untuk mensejahterakan rakyat, biarlah hal itu akan saya pertanggungjawabkan di akhirat nanti. Majelis Hakim yang kami muliakan Saudara Penuntut umum dan penasihat hukum yang terhormat Tahun 1999, saya terpilih menjadi Bupati Indragiri Hilir. Dari tempat saya lahir dan dibesarkan ini, cerita tentang kerusakan hutan riau bukanlah isapan jempol. Saya adalah saksi hidup, bagaimana satu persatu batangkayu tumbang dicuri oleh sekelompok orang demi keuntungan pribadi. Melihat kondisi ini, belum genap setahun menjabat sebagai bupati inhil, persoalan hutan telah menjadi salah satu prioritas kerja saya. September 2000, saya perintahkan kepada kepala Dinas kehutanan untuk melakukan kegiatan operasi pengamanan hasil hutan di wilayah Inhil. Hal ini kemudian dipertegas dengan menerbitkan Surat perintah Tugas (SPT) untuk tim gabungan pengamanan hutan pemda Inhil. Masih pada bulan yang sama, sebagai Bupati saya keluarkan juga perintah kepada tim untuk melakukan pengamanan hasil hutan hingga ke kecamatan-kecamatan. Selain itu untuk mengawasi lalu lintas peredaran kayu illog, saya perintahkan untuk mendirikan pos-pos pengamanan hasil hutan di Kuala Gaung, Inhil. Pos-pos ini menutup pintu masuk dan keluar hasil hutan yang melalui jalur sungai. Saya selalu berkoordinasi baik dengan kepolisian bahkan dandim 0314 inhil. Saya mengirim surat khusus tertanggal 1 agustus 2000, meminta bantuan personil untuk melakukan pencegahan penebangan hutan dan lalu lintas hasill hutan secara illegal. Saya bahkan turun langsung ke pelosok-pelosok lokasi jalur sungai yang menjadi srana mereka membawa kayu curian. Di lokasi-lokasi inilah saya tugaskan untuk membangun pos penjagaan khusus. Walaupun menurut sejumlah kalangan mungkin dianggap belum membawa perubahan besar, tetapi paling tidak saya sudah berusaha keras untuk mencegah praktek pembalakan liar di kabupaten Indragiri Hilir. Saat saya menjadi Gubernur Riau, provinsi ini menjadi provinsi pertama di Indonesia, yang sejak tahun 2007 telah berkomitmen untuk melakukan moratorium (penghentian sementara) penebangan hutan alam. Bahkan jauh hari sebelum pemerintah pusat menginginkan moratorium untuk menjaga hutan Indonesia, Riau telah melakukannya lebih dulu! Saat dilantik menjadi Gubernur Riau, 23 November 2003, saya juga telah berupaya melakukan apa yang bias saya lakukan untuk menciptakan pemerintahyang ersih, transparan dan akuntabel. Maka tak menunggu lama, tepatnya 8 juli tahun 2004, dibuatlah kesepakatan bersama antara GUbernur Riau, Bupati dan walikota, ketua DPRD Provinsi Riau dan ketua DPRD kabupaten/kota se provinsi Riau. Kesepakatan bersama itu berisikan komitmen mewujudkan tata pemerintahan yang baik, melalui pencegahan korupsi di jajaran pemerintahan se provinsi Riau. Kesepakatan bersama anti korupsi yang melibatkan seluruh unsur pemerintahanini, menjadi komitmen pertama pemerintah provinsi se Indonesia saat itu.disaksikan langsung oleh ketua komisi pemberantasan korupsi Taufiequrachman Ruki dan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara H Feisal Tamin. Selaku Gubernur Riau saya juga memerintahkan untuk memotong garis pelayanan public. Hal ini penting guna memberantas pungli yangmenjadi salah satu bentuk korupsi tersistematis. Maka pada 2 januari 2006, Pemprov Riau memulai kerja nyatanya menegakkan akuntabilitas dan transparansi, dengan memiliki kantor pelayanan terpadu (KPT) yang bertempat di kantor badan promosi dan investasi (BPI) Riau. Dengan adanya KPT ini, diharapkan segala bentuk perizinan terkait semua bidang usaha hanya melalui satu pintu saja. KPT ini kemudian menginspirasi dibentuknya badan pelayanan perizinan terpadu (BP2T). dimana komitmen saya kepada seluruh jajaran adalah, jangan ada lagi pelayanan berbelit-belit dan jangan ada lagi system titip menitip. Demi mengejar transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah, tahun 2007 pemprov riau mulai merekrut sekitar 70 sarjana akuntan. Yang kemudian di sebar masing-masing dua orang untuk 34 Dinas dan badan yang ada di pemprov Riau. Meski ada pihak-pihak yang merasa tidak nyaman, keberadaan tenaga akuntan di kantor-kantor pemerintahan ini tetap saya pertahankan. Perlahan komitmen akuntabilitas ini menuai hasil. Laporan-laporan hasi audit APBD mulai membaik. Puncaknya berbuah opini tertinggi yang sempurna, yakni opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI. Opini tertinggi ini kami dapatkan sebanyak tiga kali, yakni untuk hasil audit APBD tahun 2010, 2011 dan 2013. semua penghargaan ini diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI di Jakarta. Majelis hakim yang kami muliakan Saudara penuntut umum dan penasihat hukum yang terhormat Sejak terseret kasus PON dan juga kasus hutan diawal kepemimpinan saya dulu, saya tetap berusaha menyelesaikan tanggung jawab saya atas amanah rakyat ini. Meski sebenarnya secara pribadi,saya sakit, sesak, kecewa, takut, khawatir, namun semua itu saya simpan untuk diri saya sendiri. Hingga akhirnya Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan tanggungjawab sebagai Gubernur Riau dua periode dengan baik. Siapapun orangnya, apakah dia seperti saya mantan seorang Gubernur ataupun rakyat jelata, pasti tak akan mau mengenal apalagi tinggal di balik sebuah penjara. Bagi saya tidak hanya penjaranya, tapi sungguh sakit ketika nama saya di sebut sebagai koruptor, mencuri uang rakyat dan menumpuk kekayaan demi kepentingan pribadi. Sungguh sakit ketika harus mengakhiri pengabdian justru di balik jeruji besi. Ini sebuah hukuman dunia yang luar biasa berat bagi saya dan keluarga. Jauh lebih sakit lagi, bila mengingat semua itu harus saya jalani setelah belasan tahun saya bekerja tak mengenal waktu dengan segala komitmen yang begitu tinggi untuk tanah kelahiran saya ini. Namun saya menjalaninya dan menghormatinya, sebagai bentuk saya menghormati penegakan hukum. Sekaligus proses ikhtiar yang harus saya jalani, untuk mendapatkan keadilan di akhir pengabdian. Dulunya ketika saya diberi amanah menjadi Gubernur, saya berkomitmen untuk memberikan segala daya upaya bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Riau, yang dituangkan dalam berbagai program. Diantaranya melalui gelar event nasional bahkan internasional. Satu diantaranya adalah PON. Ketika tahun 2006 niat untuk menyelenggarakan PON dicetuskan pada sidang paripurna nasional KONI di Kaltim, awalnya ada tiga daerah yang direkomendasikan yakni Jawa barat, Jawa tengah dan Riau. Riau tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan dua provinsi di pulau Jawa itu. Mereka sudah punya segalanya dan kami nyaris tidak punya apapun. Riau saat itu hanya memiliki GOR Tribuana dan Stadion hang tuah rumbai saja. Itupun kondisinya jauh dari memenuhi standar PON. Untuk bersaing dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah, kami hanya punya modal semangat dan mimpi saja. Kami berkeyakinan, dengan gelar PON inilah kami bias membuat perubahan. Berkat niat dan tekad yang kuat, pada akhirnya gelar PON dapat jua terlaksana di Riau. Dampaknya, selain telah membangun berbagai fasilitas olahraga bertaraf nasional bahkan internasional, rakyat Riau kini sudah pula memiliki stadion utama Riau yang pada tahun 2012 lalu termasuk salah satu nominasi 16 stadion terbaik dunia sebagaimana dilansir dari media online olahraga di Polandia. Begitu pula dengan gelar internasional Islamic Solidarity Games, yang sudah dipersiapkan sebaik mungkin untuk diselenggarakan di Riau. Bendera ISG telah diserahkan oleh presiden ISSF di istana raja di Jeddah. Bahkan keppres pun sudah dikeluarkan pemerintah menunjuk Riau sebagai tuan rumah. Namun semua yang dipersiapkan matang untuk menyambut delegasi Islam dunia itu, harus kandas karena kasus hukum yang menimpa saya. Semua system pemerintahan ikut tumbang. Semua jajaran dilingkupi rasa ketakutan untuk bekerja. Hingga akhirnya ISG dipindahkan ke provinsi tetangga. Hanya ada satu event yang terlaksana, yakni pertemuan imam-imam sedunia yang diikuti oleh 13 negara Islam di dunia, itupun berjalan dengan kondisi yang tidak maksimal. Meskipun begitu, Riau terpilih menjadi Sekretariat Jendral pertama di dunia untuk perhimpunan imam-imam sedunia. Maka ketika kasus hukum ini mendera saya dan keluarga, saya sempat sesaat seperti kehilangan keyakinan. Saya sempat bingung, bagaimana bisa semua ini menyeret saya sebegitu dalamnya. Ironisnya, justru terjadi di sisa akhir kepemimpinan saya selaku Gubernur dua periode. Majelis Hakim yang kami muliakan Saudara Penuntut Umum dan penasihat hukum yang terhormat Namun ditengah menjalani hari-hari berat di penjara, saya bersyukur Tuhan masih menunjukkan kebaikannya. Saya meyakini ini juga menjadi satu pesan Tuhan. Karena diluar perkiraan saya, sejak hari penahanan saya di penjara KPK Jakarta hingga saat ini di tahanan Pekanbaru, di setiap jadwal besuk, tak terhitung banyaknya tokoh dan masyarakat yang datang bersilaturrahmi. Mereka datang tidak hanya membawa rasa keprihatinan atas kasus yang kini menimpa saya, namun juga membawa doa agar saya bersabar dan tetap tawakal. Mereka semua datang tanpa saya undang. Mereka tidak hanya datang membawa rasa simpati dan doa, tapi juga meminta saya bersabar dan kuat menghadapi cabaan ini. Saya yang mengira awalnya akan terdzalimi oleh seluruh rakyat Indonesia dan terlebih lagi rakyat Riau, Alhamdulillah masih dapat merasakan betapa banyak yang masih berpikir jernih dan jujur menilai tentang kepribadian dan juga perjuangan saya selama ini untuk Riau. Kehadiran mereka telah menjadi penyemangat yang luar biasa. Setiap mereka mendoakan saya, saya hanya mampu mengamini. Karena saya sendiri saat ini sedang dalam keadaan yang tidak mampu berbuat apa-apa, selain menitipkan keyakinan pada seluruh majelis hakim terhormat di ruang sidang ini. Majelis Hakim yang kami muliakan Saudara penuntut umum dan penasihat hukum yang terhormat Yang mulia, saya memiliki anak yang masih bersekolah bahkan ada yang masih belia ekali usianya. Selama ini, jangankan untuk bersenda gurau sepanjang hari, mengantarnya ke sekolah tiap pagi atau menemaninya saat tidur malam sebagaimana ayah lainnya di dunia ini, menjadi hal langka yang bisa saya lakukan. Bukan karena saya tidak sayang atau tak cinta, justru sebaliknya. Namun begitulah cintanya saya pada tanggungjawab sebagai seorang pemimpin, sehingga saya lebih meminta pengertian keluarga bahwa saya ini adalah milik rakyat Riau dan tidak hanya milik mereka. Keluarga saya ikut memikul tanggung jawab saya sebagai pemimpin karena mereka tahu bagaimana cintanya saya pada negeri ini. Bahkan pintu kediaman dinas Gubernur, tak pernah tertutup untuk siapapun yang mau bertamu. Saya lupa dalam sehari bisa tidur nyenyak berapa jam dalam 10 tahun terakhir ini. Saya selalu menerima berbagai persoalan rakyat bahkan sampai dini hari dan tertidur di kursi ruang tamu, itu sudah menjadi hal yang biasa saya alami. Alhamdulillah yang mulia, Allah memberikan berkahnya kepada saya. Dengan memberikan saya anak-anak yang luar biasa cerdasnya. Salah satu diantara anak saya itu, diusianya yang baru 5 tahun, sudah mengkhatamkan Al Quran 30 JUZ dan kini sudah khatam Al Quran berkali-kali. Dengan kecerdasannya ini pula, kasus yang menimpa saya saat ini turut memperngaruhi kejiwaannya. Ia begitu terguncang. Bahkan yang mulia, sejak saya dinyatakan sebagai tersangka kemudian terdakwa dan harus masuk ke penjara, anak saya yang belia ini tidak bisa tidur malam hari jika tidak sambil memeluk baju ayahnya. Selama 10 hari lebih ia pernah tidak bersekolah. Sampai-sampai harus dibawa ke psikolog anak Seto Mulyadi, untuk dapat memulihkan kembali kejiwaannya. Dibantu keluarga dan guru-guru disekolahnya. Majelis hakim yang saya muliakan. Apa yang terjadi pada anak saya ini, sungguh jauh memukul bathin saya. Pada akhirnya, sebagaimana fakta-fakta di persidangan yang telah terang benderang kita saksikan bersama, maka saya sungguh bermohon, janganlah sampai anak-anak saya yang tak berdosa ini ikut terdzolimi. Kini saya tak tahu harus mengadu kemana lagi jika tidak kepada Tuhan yang Maha kuasa dan kepada para wakilnya yang kini ada dihadapan saya. Semoga kiranya bias memberikan keadilan yang seadil-adilnya pada kasus saya ini nantinya. Majelis hakim yang kami muliakan Saudara Penuntut Umum dan penasihat Hukum yang terhormat Semua rangkaian perjalanan, doa, dukungan serta sepanjang proses hukum yang sedang saya jalani ini, telah memberikan saya kebahagiaan dan juga rasa sakit. Rasa sakit karena saya kini harus berada dibalik jeruji besi, untuk sebuah tuduhan yang begitu menyakitkan. Namun dibalik semua rasa sakit itu, saya meyakini pasti masih ada keadilan dan setitik kebenaran. Karena di hadapan saya ini adalah para wakil Tuha, yang setiap hari selalu saya doakan semoga tidak terintevensi hatinya dan pasti akan memutuskan perkara dengan seadil-adilnya berdasarkan fakta persidangan yang ada. Mohon kiranya dapat pula menjadi pertimbangan majelis hakim yang saya muliakan, dimana sepanjang dua periode masa pengabdian saya kepada masyarakat Riau ini, Alhamdulillah banyak apresiasi yang datang untuk kami. Sekita 49 penghargaan baik nasional dan internasional telah kami dapatkan. Diantara contohnya, kami mendapatkan penghargaan dari United Nations Educational Scientific and cultural organization atau UNESCO, Juni 2010. penghargaan ini diberikan karena peran melakukan penyelamatan alam Riau, tepatnya cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit batu, yang tidak hanya menjadi lahan konservasi terbesar di Indonesia, bahkan didunia. Selain itu saya menerima penghargaan dari WWF sebagai kepala daerah yang memiliki komitmen tinggi mewujudkan taman nasional Tesso Nilo. Penghargaan lainnya adalah Satya lencana karya oleh Bapak Presiden RI tahun 2004, anugerah champions of the Eart atau keselamatan dan kelestarian lingkungan global tahun 2006,Penghargaan wirakarya pertanian dari presiden RI tahun 2007, penghargaan ketahanan pangan daru presiden tahun 2007, anugerah prakarsa pembangunan manusia Indonesia dari presiden RI tahun 2007, penghargaan tertinggi “Pena Emas” dari PWI tahun 2008, anugerah Pembina PNPM-MP terbaik nasional yang diserahkan langsung presiden RI tahun 2011, mendapatkan gelar Darjah Gemilang Seri Malakna dari yang dipertuakan Negeri Malaka, Malaysia Datuk Seri Utama Mohd Khalil Bin Yakoob serta puluhan penghargaan lainnya yang dalam kesempatan ini akan saya lampirkan kepada majelis hakim yang terhormat, kiranya dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan. Demikian pledoi ini saya sampaikan pada majelius hakim saya titipkan rasa percaya saya tentang masih adanya keadilan dan kebenaran itu. Pada majelis hakim juga saya bermohon untuk mempertimbangkan berbagai pembelaan yang disampaikan tim pengacara saya. Saya hanya ingin bias berkumpul bersama istri dan anak-anak saya. Agar nantinya saya bisa menjadi imam sholat mereka lagi, bisa menjadi guru mengaji dan bisa ayah yang baik setelah belasan tahun saya mengabdikan diri pada negeri ini. Semoga pembelaan ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi majelis sebelum memberikan putusan yang seadil-adilnya. Terima kasih banyak. Wabillahi taufiq walhidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pekanbaru, 27 Februari 2014 HM Rusli zainal   Sumber: Tabloid AZAM/Yanto Budiman

Berita Lainnya

Index