MATTA - ASITA Sepakat Berkolaborasi Percepatan Pariwisata

KUALA LUMPUR (Riauinfo) —Kementerian Pariwisata RI terus memfasilitasi kerjasama antar asosiasi biro perjalanan wisata, antara Asita – Indonesia, dengan MATTA – Malaysia. Merekalah yang akan aktif mengembangkan kemitraan bisnis, membuat paket wisata lintas dua negara, two countries one destination, sampai ke promosi bersama. Lokasi geografis dan akses yang banyak di kedua negara adalah pintu masuk untuk menjalin kemitraan itu. "Kami dukung kerjasama Asita dengan MATTA - ASITA. Inilah yang diharapkan akan menemukan paket-paket baru, dan memberi optimism baru dalam kunjungan wisman ke Indonesia," kata Rizki Handayani, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kementerian Pariwisata (Kemenpar), usai penandatanganan kerjasama, di Putra World Trade Center, Kuala Lumpur. Lho? Malaysia kan rival Indonesia dalam tourism? “Kalau dalam hal mengejar jumlah wisman, Malaysia dijadikan benchmark. Malaysia sering digunakan  bahan bandingan, dipelajari sebagai contoh yang sudah dicapai negara tetangga. Itu biasa dalam management, agar kita tahu posisinya di mana? Mereka melakukan apa? Punya strategi apa? Bergerak ke mana saja? Berpromosi kapan saja? Dan kita tidak boleh kalah kreatif, tidak boleh kalah agresif, atau kalah cepat! Rivalitas itu ada di sini,” ungkap Rizki. Di level bisnis, kata Rizki, pengusaha sudah pintar harus bekerjasama dengan siapa? Harus membuat paket apa? Business to business tidak ada barrier apapun, sepanjang ada opportunity, mereka sudah pasti akan melakukan partnering. “Tugas kami adalah mendorong terjadinya kerjasama untuk memperoleh inbound yang semakin besar, dengan mengeksplorasi destinasi Indonesia,” kata dia. Malaysia adalah pasar terbesar kedua bagi wisman Indonesia selama ini. Ketua Umum Asita Asnawi Bahar mentargetan dari kerjasama ini jumlah wisman Malaysia ke Indonesia semakin bertambah. Nah, kerjasama ini juga merupakan terobosan di dalam upaya mencari strategi baru di industri pariwisata. Asnawi menyebutkan, kedua organisasi sepakat membuat paket-paket baru untuk mencari celah pasar. Misalnya, dibuat paket wisata kombinasi di mana tidak hanya menyasar dua negara, namun juga negara lain. “Kita bisa bikin paket dua negara atau tiga negara. Tidak hanya dua negara antara Indonesia dan Malaysia, tapi juga menyasar negara lain. Misal dua hari di Batam, dua hari di Johor, dan ditambah negara lain. Ini terobosan agar tidak mengalami kejenuhan program dan destinasi,” jelas Asnawi. Kerjasama pembuatan paket bersama lintas negara tersebut, kata Asnawi, juga akan dipasarkan kepada wisatawan di luar Asia Tenggara. “Konsep seperti ini telah banyak dikembangkan di Eropa. Lihat saja, wisatawan yang pergi ke Eropa bisa sekaligus menyeberang ke banyak negara," ujarnya Ia melanjutkan, pihaknya juga melakukan kerjasama serupa dengan Tiongkok dan Korea. “Bulan depan kita akan mulai dengan Tiongkok. Kita juga ditawari kerjasama serupa dengan sebuah negara di Afrika tapi kita belum tindaklanjuti. Menyusul dengan Korea. Harapan kita, melalui kreativitas semacam ini akan memacu pertumbuhan atau peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia. Dengan begitu harapan pemerintah untuk meningkatkan lagi jumlah kunjungan wisman ke Indonesia dengan target 20 juta pada 2019 bisa terwujud. Kami pun mengucapkan terima kasih juga atas dukungan Kementerian Pariwisata selama ini,” ujar Ketua Umum Asita dua periode ini. Presiden Malaysian Association of Tour and Travel Agents (MATTA) Datuk HJ Hamzah Rahmat menambahkan, kerjasama ini sebenarnya merupakan tindak lanjut dari kerjasama yang telah dilakukan sebelumnya. “Tujuannya adalah secara bersama-sama saling mempromosikan travel inbound di Malaysia dan Indonesia. Selain itu juga makin merekatkan hubungan kedua negara," ujar Datuk. Keikutsertaan Indonesia di MATTA Travel Fair September 2016 ini penting, Kemenpar akan melakukan promosi sekaligus mempertahankan eksistensi pariwisata Indonesia di kawasan ASEAN dan sekitarnya. Melalui ajang serupa di awal tahun, Indonesia bahkan menyabet predikat ASEAN Favourite Destination. Menurut Rizki Handayani, Indonesia akan menawarkan begitu banyak destinasi wisata seperti pantai di Bali; Borobudur dan Prambanan yang merupakan warisan budaya dunia, keindahan bawah laut di Raja Ampat, Papua, Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat. Tercatat sembilan Dinas Pariwisata Daerah dan 26 agen lokal bakal melakukan penjualan langsung dan bersama melakukan promo pariwisata Indonesia.“Booth Indonesia terletak di Hall 3 dengan nomor stan 3224-3243 dan 3244-3259. Kami membawa delegasi 45 industri yang berasal dari destinasi utama di Indonesia,” ujar wanita berhijab yang ramah ini. Menurut Rizki, pihaknya berharap capaian penjualan bisa melampaui hasil pameran MATTA pada Maret lalu. “Kalau Maret lalu penjualan langsung mencapai Rp 10 miliar, kali ini kita berharap bisa mencapai target Rp 15 miliar penjualan langsung,” jelas wanita jebolan ITB ini. Untuk diketahui, selain Indonesia pameran ini diikuti sekitar 198 exhibitors lokal dan international. Di antaranya Amerika, Tiongkok, Taiwan, Hongkong, Australia, India, Jepang, Korea, Macau, Kamboja, Filipina, Thailand, Nepal, Malaysia, New Zealand, Iran, UEA, Mexico, dan Turki. Menpar Arief Yahya menambahkan, tahun lalu sudah disepakati antar menteri Pariwisata di Negara-negara wilayah ASEAN untuk ASEAN Single Destination di ASEANTA Manila. Regional ASEAN harus kompak minimal di sector Pariwisata, untuk berpromosi bersama mencari wisman dari Tiongkok, Hongkong, Macao, Korea, Jepang dan Timur Tengah. “Konsep ini menarik. Indonesia-Singapore dan Indonesia-Malaysia sudah mulai bergerak,” kata Arief Yahya(Rel/Herman Ami)

Berita Lainnya

Index