Marjohan Yusuf : Jangan Persempit Wawasan Rakyat Inhu

JAKARTA (RiauInfo) - Calon Bupati Inhu Marjohan Yusuf mengimbau siapapun yang berkeinginan maju sebagai cabup Inhu untuk tidak melakukan dikotomi suatu etnis tertentu dalam rangka meraih simpati dan mendongkrak suara dalam pemilu kepala daerah di Inhu bulan Mei mendatang.
Adanya pengkotak-kotakkan terhadap suatu etnis tertentu itu dinilainya tidak memberikan pendidikan politik yang cerdas terhadap masyarakat, tetapi sebaliknya justru mempersempit wawasan masyarakat menjelang penyelenggaraan pemilu kada Inhu. Marjohan menghimbau semua pihak maupun calon yang ingin maju di pilkada Inhu jangan persempit kembali cakrawala masyarakat yang semakin hari semakin cerdas melihat situasi politik di Inhu. Kalau ingin meraih suara secara signifikan, rebutlah suara dari rakyat Inhu secara gentleman. “Saya sedih jika melihat calon yang hanya memikirkan suku tertentu dan mengkotak-kotakkan masyarakat. Istri saya itu Jawa keturunan Mangkunegaran, saya dan anak saya juga turunan Raja, tapi saya tidak pernah mengagungkan sukuisme. Sekarang bukan jamannya lagi, berpikir sukuisme, kasihan nanti anak-cucu kita, hilangkan perbedaan suku. Founding fathers tidak pernah mengajarkan sukuisme, itu berarti set back lagi, percuma ada Sumpah Pemuda, “ Marjohan Yusuf, di sela-sela penyelenggaraan Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas) PB Persatuan Boling Indonesia (PBI) di Hotel Century, Jakarta, Sabtu (30/1). Ditegaskan mantan Asisten III Pemprov Riau itu, sejatinya tujuan otonomi daerah itu adalah meningkatkan dan mendekatkan pelayanan masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Masyarakat itu bukan masyarakat Jawa, Batak, Melayu maupun Minang, tapi semua masyarakat. Kalau sekarang saja sudah memikirkan suku tertentu, nanti kalau sudah jadi Bupati bisa-bisa cuma suku tertentu yang dilayani, “ katanya. Diakui Marjohan adanya sebagian kalangan terutama birokrat yang beranggapan bahwa dirinya memiliki watak keras dalam menjalankan tugas sebagai aparatur pemerintahan atau birokrat. Mantan Plt Bupati Kampar membantah hal itu. Sebab yang dijalankan selama ini hanya disiplin diri sebagai pamong. “Saya ingin luruskan bahwa saya bukan keras, tapi kunci sebagai pamong adalah disiplin diri. Karena masyarakat sekarang ini peduli dengan tauladan, “ katanya. Menyoal pasangan yang akan dipilih sebagai cawabup, Marjohan mengaku cenderung akan memilih dari kalangan professional. Yang pasti pasangannya itu memiliki kompetensi, kapabel dan bisa bekerjasama. “Saya cenderung ke professional, tapi tidak tertutup pintu bagi politisi pula. Yang penting punya tekad dan niat untuk Bangkit dan Berubah sesuai motto saya, “ katanya. Untuk maju di pilbup Inhu, Marjohan tak pernah memandang calon-calon lain sebagai pesaing atau rival, melainkan bersanding untuk memajukan Inhu lima tahun ke depan. Marjohan menyambut positif siapapun yang berkeinginan memajukan Inhu. Siapapun yang menjadi pemimpin Inhu harus betul-betul menjaga amanah dan kepercayaan masyarakat karena tuntutan masyarakat semakin hari semakin tinggi. “Inhu sudah ada SDA dan SDM, tinggal memenej saja secara baik, dan jangan sampai salah urus. Jadi tidak bisa coba-coba, harus ditanamkan niat baik, rekam jejak yang positif, dan butuh persiapan bukan sebatas material, “ katanya. Marjohan mengaku tak memiliki tim sukses, tapi telah memliki relawan yang tersebar di 14 kecamatan yang semakin hari makin memahami langkahnya untuk Bangkit dan Berubah.(ad)

Berita Lainnya

Index