Mambang Mit: Perhatian (alm) Soeripto terhadap Riau, Cukup Tinggi

JAKARTA (RiauInfo) - Di tengah cuaca mendung dan guyuran hujan pada Jumat (8/1), pukul 10.30, mantan Gubernur Riau periode 1988-1998 Soeripto (75), dikebumikan secara militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Ratusan pelayat menghadiri upacara pemakaman purnawirawan bintang empat yang lahir di Madiun, Jawa Timur, 18 Nopember 1934. Selain Wagubri Mambang Mit, bertindak selaku inspektur upacara adalah Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Letjen TNI George Toisutta. Terlihat pula sesepuh purnawirawan TNI AD, Jenderal TNI (Purn) Try Soetrisno dan mantan Wakasad Letjen TNI (Pur) Soerjadi dan mantan Mendagri Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid. Soeripto tutup usia pada Kamis (7/1) sekitar pukul 14.15 wib, setelah mengalami jatuh di kamar mandi dan tak sadarkan diri kantor putranya di Jalan Wijaya, Jakarta Selatan. Mambang Mit ditemui seusai menghadiri pemakaman menyatakan secara pribadi tak banyak bersentuhan dengan Soeripto saat menjabat. Sebab saat itu dirinya masih bertugas sebagai perwakilan Departemen Perdagangan di kantor Otorita Batam (OB). Namun demikian, Mambang memiliki kesan tersendiri terhadap almarhum. “Baliau orangnya ramah, tapi tegas dan berani dalam prinsip. Almarhum saat itu adalah manajer yang baik atau memiliki konsep manajemen yang bisa dikordinasikan dengan baik, “ ujar Mambang. Ditanya hal-hal yang patut diteladani dari almarhum Soeripto, Mambang mengenang bahwa saat ikut menghadiri rapat dengan Menristek/Kepala BPPT/Ketua OB Habibie, Soeripto berani dan tegas atau gentlemen menyampaikan hal-hal yang diperjuangkan masyarakat Riau. “Setiap rapat dengan Habibie, beliau selalu berani secara terbuka menyampaikan aspirasi masyarakat Riau. Komitmen beliau cukup tinggi, “ katanya. Selain itu kata Mambang, almarhum Soeripto meski tak lagi menjabat sebagai Gubri, tetap memiliki perhatian yang tinggi terhadap Riau. Buktinya adalah kehadiran Soeripto pada setiap acara pertemuan masyarakat Riau baik di Jakarta maupun di Riau. “Beliau sudah merasa menjadi orang Riau. Beliau selalu hadir dan merasa memiliki Riau walapun tidak menjabat lagi Gubri. Perhatian beliau tetap tinggi terhadap Riau,“ katanya. George Toisutta dalam sambutannya menyatakan belasungkawa atas wafatnya Soeripto yang semasa hidup mengemban tugas dengan keikhlasan dan keteguhan prinsip perjuangan. “Kami kehilangan salah satu putra bangsa yang baik dan memegang teguh prinsip perjuangan. Dedikasi dan loyalitas almarhum patut disuri tauladani bagi bangsa dan negara,“ katanya. Sementara itu dari pihak keluarga Letjen TNI (Purn) Soekarto mengenang almarhum Soeripto sebagai sosok yang pandai bergaul, hangat dan low profile. Soeripto menjadi Gubri selama dua periode menggantikan Plt Gubri Atar Sibero (6 Agustus-28 Desember 1988). Pasca kepemimpinan Soeripto selama satu dasa warsa di Bumi Lancang Kuning, kemudian dilanjutkan oleh Saleh Djasit selama lima tahun (1998 – 2003) dan dilanjutkan oleh HM Rusli Zainal (2003 – 2008) dan periode berikut (November 2008 – sekarang). Anggota DPR RI Wan Abubakar sempat menjadi Plt Gubernur Riau periode September 2008 - Nopember 2008 karena Gubernur incumbent Ruslil Zainal mengundurkan diri mengikuti Pilkada Gubernur Riau periode 2008 – 2013. Alumnus AMN Magelang 1960 itu memiliki jabatan di kemiliteran yang cukup menonjol. Diantaranya dengan pangkat Kolonel menjadi Asintel Kowilhan I, lalu dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI menjabat Kas Kostrad kemudian dengan pangkat yang sama menjabat Pangdam I Bukit Barisan. Puncak karirnya di kemiliteran adalah ketika berpangkat Mayor Jenderal TNI menjabat Pangkostrad (30 Januari 1986-21 Agustus 1987) menggantikan Letjen TNI (Purn) Soeweno. Di Pangkostrad Soeripto digantikan oleh Letjen TNI (Purn) Adolf Sahala Rajagukguk.(ad/rls)

Berita Lainnya

Index