Listrik Tenaga Surya, Mangapa Harus Jerman?

Sebuah perusahaan di Indoneisa telah mengembangkan beberapa produk PLTS yang digunakan untuk rumah tangga dengan skala kecil. Perusahaan ini menklaim telah melayani sejumlah kebutuhan tenaga listrik berbagai negara, termasuk untuk Jerman. Baru-baru ini, mengapa Riau mengundang sejumlah ahli listrik dari Jerman untuk mengatasi krisis listrik di negeri Lancang Kuning ini?
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah pembangkit yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penghasil listrik. Alat utama untuk menangkap, perubah dan penghasil listrik adalah Photovoltaic atau yang disebut secara umum Modul / Panel Solar Cell. Dengan alat tersebut sinar matahari dirubah menjadi listrik melalui proses aliran-aliran elektron negatif dan positif didalam cell modul tersebut karena perbedaan electron. Hasil dari aliran elektron-elektron akan menjadi listrik DC yang dapat langsung dimanfatkan untuk mengisi battery / aki sesuai tegangan dan ampere yang diperlukan. Rata-rata produk modul solar cell yang ada dipasaran menghasilkan tegangan 12 s/ d 18 VDC dan ampere antara 0.5 s/ d 7 Ampere. Modul juga memiliki kapasitas beraneka ragam mulai kapsitas 10 Watt Peak s/ d 200 Watt Peak juga memiliki type cell monocrystal dan polycrystal. Komponen inti dari sistem PLTS ini meliputi peralatan : Modul Solar Cell, Regulator / controller, Battery / Aki, Inverter DC to AC, Beban / Load. Sebuah perusahaan di Indoneisa telah mengembangkan beberapa produk PLTS yang digunakan untuk rumah tangga dengan skala kecil. Perusahaan ini menklaim telah melayani sejumlah kebutuhan tenaga listrik berbagai negara diantaranya; 1. Listrik Puskesmas di Negara Timor Leste. 2. Perusahaan Andriano untuk Pemerintahan di Negara Timor Leste. 3. Bollen Heinrich (Negara Jerman) pengembangan Penerangan Lampu Rumah di Flores. 4. Lemari Es di Irian Jaya untuk Vaksin di Puskesmas. 5. PT. Multimedia Nusantara, pembangkit listrik untuk alat pemantau tsunami di seluruh Indonesia. 6. PT. Wisanggeni International di Kalimantan. 7. PT. Buana Penta di Kalimantan. 8. Suara Indah Elektronik di Kalimantan. 9. Pulau Bali, lampu penerangan taman tenaga surya. 10. Sulawesi Tengah Traffic Light Solar Cell System. 11. PLTS dipropinsi Aceh untuk pondok pesantren 12. PLTS dipapua skala penerangan lampu sederhana 13. PLTS dibeberapa kota Jambi 14. Pembangunan di Bpk.Wilson Jayapura 15. dan beberapa PLTS lainnya di Indonesia. Contoh paket produk perusahaan ini adalah Penerangan Listrik Rumah (PLR). Dengan paket produk PLR tersebut, dapat dimanfaatkan untuk para penduduk di Indonesia sebgai solusi akan kebutuhan listrik yang di daerahnya sulit dijangkau listrik PLN, atau di daerah pelosok dan produk paket PLR ini dari waktu ke waktu juga dibutuhkan beberapa konsumen perkotaan dan perusahaan, dengan maksud mengkombinasikan dengan listrik PLN. Rata-rata produk paket PLR ini digunakan untuk lampu-lampu penerangan di rumah, kantor, tempat ibadah, tempat umum, dengan skala kecil dan menengah. Hasilnya dari penggunaan tersebut kalau dihitung secara besar diseluruh Indonesia, maka defisit akan listrik PLN akan teratasi karena PLR turut membantu dalam program penghematan listrik. Jika tiap rumah, kantor, tempat ibadah, tempat umum di seluruh pulau Jawa saja beberapa peralatan lampu penerangannya diganti / dikombinasi dengan sistem PLTS, maka penghematan dalam listrik PLN akan terwujud secara nyata. Klasifikasi dianalogikan terhadap 3 lampu 8 Watt (PLS/ Cool day light, lumen cahanya sama dengan lampu pijar 40 Watt)untuk tiap rumah menggunakan PLTS maka, (8 Watt x 3 buah) x 20juta/ malam(Perkiraan Pemakai PLN) = 480.000.000 Watt/ malam. Hal tersebut hanya besar penghematan dalam 1 malam saja!. Salam MATAHARI....!!! sumber energi yang selalu terbit dan akan lenyap selamanya pada waktu kiamat!!! Sumber: anekasurya.com

Berita Lainnya

Index