KOREA BERMINAT BANGUN POWER PLANT DI RIAU Gubri: Kebutuhan Listrik Kita Masih Tinggi

JAKARTA (RiauInfo) – Swasta Korea Selatan berminat membangun dua buah power plant (pembangkit listrik) berbahan bakar batubara di Provinsi Riau; masing-masing di Pulau Padamaran, Rokan Hilir, dan di Rengat, Indragiri Hulu. 

Gubernur Riau HM Rusli Zainal bersama Bupati Rokan Hilir Anas Ma’mun menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Presiden & CEO Korea Midland Power Co. Ltd, Bae Sung Ki, di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Sabtu (7/3) kemarin. Penandatanganan kerjasama yang dilaksanakan dalam acara “Indonesia – Korea CEO Bsiness Dialogue” disaksikan langsung pemerintahan kedua negara. Dari Indonesia nampak menyaksikan Menkom Perekonomian Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu. Selain penandatangan MoU dengan Riau, pemerintah dan swasta Korea Selatan yang datang bersama Presidennya, Lee-Myung-bak, itu juga menandatangani enam proyek lainnya dengan rencana nilai total investasi (termasuk untuk Riau) sekitar USD 6 miliar. Keenam MoU itu ditandatangani antara Korea Energy Management Corporation of Korea dengan Pemerintah DKI Jakarta, Korea Gas Corp dengan PT Pertamina, Korea Institute of Industrial Technology of Korea dengan Departemen Kelautan dan Perikanan, Korea Energy Management Corp dengan Pemerintah Gorontalo, Korea Export Insurance Corp dengan PT Asuransi Ekspor Indonesia dan Korea Midland Power Orient F A Machinary Samsung C & T Corp dengan Medcopapua Industri Lestari. Dalam keterangannya kepada pers seusai penandatanganan MoU tersebut, Gubernur Riau HM Rusli Zainal menyebutkan kerjasama ini merupakan kelanjutan dari rencana pemerintah untuk membangun pembangkit listrik 10.000 MW di seluruh Indonesia. Ternyata, kata Gubri, investor yang berminat untuk membangun power plant ini di Riau adalah pengusaha dari Korea Selatan. Secara detail, beluam bisa dipastikan jumlah mega watt yang akan dibangun oleh pihak Korea di dua tempat di Riau tersebut. Namun untuk lokasi Pulau Padamaran direncanakan 2 x 250 MW. “Ini kan baru nota kesepahaman. Masih akan dilakukan penjajakan lebih lanjut oleh kedua belah pihak,” kata Gubernur. Menurut Rusli, Riau memang membutuhkan listrik dalam jumlah besar untuk memenuhi permintaan masyarakat dan industri yang terus bertumbuh. Untuk calon pelanggan rumah tangga saja, kata dia, tercatat 80.000 pemohon baru yang harus dipenuhi dengan segera. Ia berharap, setelah MoU ini segera dilakukan dalam bentuk action sehingga kebutuhan listrik untuk daerah ini bisa diatasi secara bertahap. Peringkat Keenam di Indonesia Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M. Lutfi, dalam keterangannya kepada wartawan menyebutkan Korea merupakan negara di posisi keenam dalam peringkat investasi di Indonesia. Sejak tahun 1990 sampai Januari 2009, negeri gingseng itu sudah menginvestasikan dananya sebesar USD4,8 miliar dengan 1.195 proyek. Untuk masalah infrastruktur, terutama di bidang kelistrikan dan kelautan, kata Lutfi, Korea Selatan mempunyai komitmen besar. “Ini sesuatu yang perlu kita kembangkan bersama-sama,” katanya. Menteri Keuangan yang sekaligus Menko Perekonomian, menyebutkan bahwa Korea m erupakan negara paling setia untuk tetap menjalankan bisnisnya di In donesia, meskipun dalam kondisi perekonomian dunia sedan g sedang krisis. “Ini patut kita hargai, karena sejak krisis tahun 1997/1998, Korea tetap bertahan di Indonesia,” kata Sri Mulyani. Setelah penandatanganan MoU ini, Wakil Presiden RI HM Jusuf Kalla juga datang ke tempat dialog, sekaligus mengadakan jamuan makan siang bersama Presiden Korsel, Lee Myung-bak dan rombongan. Wapres mengatakan, dari total investasi Korea di Indonesia itu, telah berhasil mempekerjakan lebih dari 400.000 tenaga kerja di Indonesia. “Melalui kerjasama ini, diharapkan kontribusi kedua negara akan lebih baik,” kata Presiden Lee menimpali. (Tony/rls)
   

Berita Lainnya

Index