KIT Semakin Redup, Semakin Tak Jelas

PEKANBARU (RiauInfo) - Kawasan Industri Tenayan (KIT) yang rencananya sebagai tempat pemusatan industri pada tahun 2011 mendatang semakin redup. Tidak hanya perencanaan, tapi juga sarana dan prasarana terwujudnya kawasan tersebut sepertinya kian hilang ditelan masa. 

Anggota Komisi IV DPRD Pekanbaru, Ir Noviwaldi Jusman, mengakui persyarakatan untuk menjadi sebuah kawasan menjadi kawasan industri, Kota Pekanbaru khususnya daerah Tenayan, masih belum memenuhi persyaratan sebuah kawasan industri. Karena untuk menjadi sebuah kawan industri minimal harus memenuhi tiga persyaratan, yaitu pelabuhan, infrastruktur dan enegri listrik. ”Keberadaan kawasan Industri sangast erat kaitanya dengan pelabuhan, energi listrik dan infrastruktur yang memadai. Bila tiga unsur tersebut tidak terpenuhi alamat Kawasan industri tidak akan pernah terealisasi,” tegasnya kepada wartawan. Menurutnya, pelabuhan merupakan persyaratan utama dalam membentuk sebuah kawasan industri di daerah tersebut sudah terhambat dengan adanya pembangunan jembatan Siak di Siak Sri Indrapura. Sementarai itu, energi listrik yang juga sumber yang sangat dibutuhkan oleh investor untuk menggerakan usahanya di Pekanbaru, sama sekali tidak memungkinkan. Sehingga otomatis investor tidak akan bersedia untuk menanamkan modalnya di Pekanbaru. ”Begitu juga dengan sarana infrastruktur yang disediakan oleh Pemko Pekanbaru juga belum memungkinkan. Padahal ketiga unsur tersebut saling ketergantungan dan bila ketiga unsur tersebut tidak dipenuhi sangat berkemungkinan pembangunan KIT di Pekanbaru gagal,” jelasnya. Untuk itu, Noviwaldi mematangkan perencanaan yang telah dirancang oleh Pemerintah Pekanbaru saat ini masih memerlukan pematangan. Sehingga pembangunan kawasan industri yang direncanakan benar-benar memberikan sumbangsih yang lebih baik terhadap Pemerintah dan masyarakat Pekanbaru. Noviwaldi menambahkan, mesti rencana KIT tetap dijalankan dengan dibantu jalan tol Dumai- Pekanbaru tetap saja tidak akan mempu menjadikan kota Pekanbaru sebagai daerah kawasan industri yang sesungguhnya, tetapi hanya bersifat transit. ”Memungkinkan saja Kawasan industri Tenayan itu terlaksana tetapi tidak lagi berbentuk kawasan Industri Internasional tetapi merupakan kawasan Industri transit. Pasalnya, kita tidak memiliki jalur laut lagi tetapi kita menggunakan jalur darat yakni dari pelabuhan buton ke KIT,” tuturnya. ”Resikonya kost lebih tinggi dibandingkan dengan jalur laut. Karena secara otomatis setiap barang yang datang di kawasan indistri tenayan sudah merupakan bahan jadi dari kawasan industri buton,” terangnya. (muchtiar)
 

Berita Lainnya

Index