Kilang Sagu Harus Serap Tenaga Kerja

SELATPANJANG (RiauInfo) - Wakil Bupati Bengkalis H Normansyah Abdul Wahab meminta agar kilang sagu memperhatikan tenaga kerja tempatan atau lokal. Hal itu disampaikan Norman , saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan meninjau sejumlah kilang sagu yang terdapat di kecamatan Tebing Tinggi dan Tebing Tinggi Barat, Rabu (13/6). 

Disamping itu Wabup bersama rombongan juga meninjau tempat pembuangan limbah sagu yang selama ini diduga mencemari sungai Suir, di Selatpanjang Kecamatan Tebing Tinggi. Kedatangan rombongan Wabup yang melakukan pengecekan langsung, setelah puluhan kilang sagu diadukan warga ke Pemkab Bengkalis karena merusak lingkungan. Pada kesempatan itu, di hadapan pekerja kilang sagu serta pemiliknya, Norman menekankan agar kilang-kilang sagu memperhatikan aspek keselamatan serta kelestarian lingkungan. “Kita meminta kepada semua kilang-kilang sagu untuk memiliki instalasi pengolahan limbah (IPAL) dan tidak membuang sampah (repu, red) sagu kesembarang tempat. Selain itu diharapkan kilang sagu mampu menjadi salah satu solusi dalam mengurangi jumlah pengangguran di kawasan Tebing Tinggi. Kalau perlu para toke kilang sagu tidak hanya memasarkan produknya dalam bentuk mentah tetapi mampu mengolah sagu yang merupakan komoditi andalan masyarakat menjadi barang kemasan, seperti mie dan tepung sagu, ” terang Norman saat meninjau kilang sagu di Dusun Tanjung Katung, Desa Tanjung Kecamatan Tebing Tinggi Barat. . Dalam dialog dengan pekerja serta pengurus Koperasi Harmonis yang menaungi kilang-kilang sagu, Wabup juga meminta dilakukan inventarisir kilang sagu serta total jumlah pekerja. Menanggapi hal tersebut ketua Koperasi Harmonis, Ahmier menjelaskan saat ini para pengelola kilang sagu kewalahan dengan isu bahwa mereka merusak ekosistem, seperti pendangkalan sungai, larinya ikan di sungai serta sampah sagu yang mengganggu transportasi sungai. “Kendala lain yang dihadapi yaitu sagu di kawasan Tebing Tinggi ini memiliki mutu tinggi, tetapi tidak bisa diolah menjadi produk pabrik, karena berbagai kendala, seperti rendahnya curah hujan, ” kata Ahmier. Camat Tebing Tinggi, Masrul Kasmy menjelaskan bahwa saat ini sektor sagu menyerap tenaga kerja sekitar 15 persen warga di pulau Tebing Tinggi yang menggantungkan hidupnya dari sektor tersebut. Ia menyebutkan umumnya warga bekerja sebagai petani dan buruh di kilang-kilang sagu yang tersebar di hampir seluruh desa di sepanjang sungai Suir. Camat juga mengutarakan kalau selama ini hasil sagu mentah warga setelah melalui proses di kilang-kilang dipasarkan ke Cirebon Jawa Barat. “Sejak puluhan tahun lalu, sagu di kawasan Tebing Tinggi, Rangsang dan Merbau dipasarkan ke Cirebon untuk diolah menjadi tepung serta mie kemasan, kalau dahulu sempat diekspor ke Singapura dan Malaysia. Untuk kawasan Meranti ini Kota Selatpanjang merupakan sentra pengolahan sagu serta pengepakan sebelum dipasarkan ke daerah lain. Soal masalah lingkungan dan limbah berdasarkan hasil pemeriksaan dari tim Bapedalda Kabupaten belum ditemukan adanya unsur pencemaran lingkungan,” jelas mantan camat Bantan ini kepada sejumlah wartawan yang mengikuti kunjungan Wabup. Ikut dalam rombongan Wabup tersebut, kepala dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bengkalis, H. Umran, Kabid Pengendalian Lingkungan Bapedalda Bengkalis, Teguh Santoso, Camat Tebing Tinggi Barat Asnurial, Camat Camat Tebing Tinggi Masrul Kasmy serta Danramil Selatpanjang Kapten Sumarno.

Berita Lainnya

Index