Kepariwisataan Banyuwangi Didukung 1000 Homestay

KENDARI (Riauinfo) - Halal bil halal sambil membangun daerah, ternyata bisa diwujudkan  di Banyuwangi, Jatim. Sejumlah warga Banyuwangi di perantauan yang mudik, diantaranya Menteri Pariwisata Arief Yahya, pada Jumat 8 Juni lalu disela-sela pelaksanaan halal bil hahah  menyaksikan berlangsungnya penandatanganan naskah kesepakatan kerjasama membangun 1000 homestay untuk 17 lokasi wisata di Banyuwangi.

Penandatanganan MoU yang disaksikan Menpar Arief Yahya itu dilakukan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan sejumlah pihak terkait, termasuk aparat Muspida Banyuwangi.

Menurut Bupati Banyuwangi kehadiran 1000 homestay itu sangat berarti dalam rangka menyukseskan pembangunan kepariwisataan di daerah Banyuwangi. "Apalagi Banyuwangi juga ingin menyukseskan program kepariwisataan nasional mendatangkan hingga 20 juta wisman di tahun 2019 dan 260 juta pergerakan wisatawan nusantara. Untuk itu semua lokasi kepariwisataan di Banyuwangi sudah dibenahi sehingga layak dimanfaatkan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara," ujar Abdullah Azwar Anas.

Seribu homestay yang akan dibangun di Banyuwangi itu, kelak akan disebar antara lain di kelurahan Temenggungan (kecamatan Banyuwangi), Gombengsari (kecamatan Kalipuro), Desa Bakungan dan Kampunganyar (Glagah), Banjar dan Tamansari (Licin), Kandangan (Pesanggrahan), Sumbersari (Purwoharjo), dan Kalipalit (Tegaldlimo). Semua desa itu memang telah lama mengembangkan obyek wisata menarik tetapi belum dilengkapi sarana penginapan atau homestay.

Menpar dalam siaran pers Kemenpar yang diterima wartawan "Riauinfo"  di lokasi mudik, Kendari, Sulawesi Tenggara, kemarin, mengingatkan proses pembangunan homestay di 17 desa itu harus mencerminkan kearifan lokal, sehingga bangunannya nanti akan memperlihatkan kekhasan Indonesia. "Bapak Presiden Joko Widodo juga berpesan demikian," ujar Menpar.

Ia menambahkan biaya pembangunan 1000 homestay diperoleh melalui proses kerjasama Kemenpar dan Kementerian PUPR serta dukungan BTN yang melancarkan pinjaman lunak. "Cukup bayar uang muka 1 persen dengan bunga fixed 5 persen dan tenornya hingga 20 tahun," lanjut Menpar kelahiran Banyuwangi yang juga mantan Dirut PT Telkom itu.

Bupati Abdullah Azwar Anas juga menjelaskan, daerahnya punya banyak lokasi wisata yang tak kalah menariknya dengan Bali. Masyarakat Banyuwangi pun sudah cerdas bagaimana memberdayakan potensi wisata di daerahnya sehingga berdampak langsung terhadap nilai pendapatan mereka.

Pada tahun 2010 misalnya, pendapatan warga Banyuwangi hanya sekitar Rp 20,8 juta perkapita, sekarang naik tinggi menjadi Rp 37,53 juta perkapita. Jumlah penumpang di bandara Blimbingsari Banyuwangi pada 2011 hanya 7826 orang, naik tinggi menjadi 110.234 di tahun 2015. "Dengan hadirnya homestay pasti masyarakat akan makin bergairah mengelola lokasi wisata yang ada. Saya yakin itu,karena saya paham benar dengan semangat warga Banyuwangi yang ingin maju melalui sektor pariwisata," lanjut Bupati yang juga mantan anggota DPR itu. (Herman Ami).

Berita Lainnya

Index