PEKANBARU (RiauInfo) - Begitu pula dengan media cetak, oplahnya mengalami kenaikan selama gencar memberitakan wafatnya Pak Harto. Media cetak tidak hanya mengeruk keuntungan dari segi naiknya oplah, tapi juga dari iklan duka cita yang begitu membanjir sejak hari Minggu kemaren.
Bahkan saking membanjirnya, beberapa koresponden harian nasional terbitan Jakarta yang bertugas di Pekanbaru mengaku mendapat instruksi dari redaktur untuk tidak dulu mengirim berita selama sepekan ini. Sebab halaman untuk berita daerah tergusur oleh iklan-iklan ucapan suka duka.
Berita kematian Pak Harto yang punya nilai jual yang tinggi itu tidak hanya dirasakan oleh paa jurnalis di tanah air, di luar negeri juga merasakan juga. Terbukti sejumlah harian di Malaysia, Australia, Filipina dan China juga memberikan porsi yang besar untuk berita kematian Pak Harto ini di halaman pertamanya.
Saat ini segala hal yang terkait dengan Pak Harto jadi perhatian masyarakat luas. Ini dibuktikan dari apapun berita yang berhubungan dengan Pak Harto akan "dimakan" masyarakat sampai habis. Jadi akan rugi besar jika ada media massa melewati kesempatan ini begitu saja.
Riau Info, sebagai salah satu media online yang berpusat di Pekanbaru juga tidak ketinggalan memanfaatkan momen ini dengan menghiasi berita-beritanya dengan tulisan seputar kematian Pak Harto. Tentunya beritanya disajikan berbeda dengan media nasional.
Para redaksi di media ini berusaha mengemas kondisi yang terjadi di Pekanbaru terkait wafatnya Pak Harto menjadi berita yang menarik. Hasilnya memang cukup memuaskan. Jumlah pembaca media online ini yang mengklik berita tersebut cukup besar, melebihi berita-berita lainnya.
Memang, sebelumnya sempat timbul keraguan akan minat pembaca yang tentunya akan terfokus pada berita-berita Pak Harto yang disiarkan media nasional. Ternyata tidak, jumlah pembaca yang mengklik berita-berita Pak Harto di media online ini juga cukup besar. Padahal sepanjang Minggu dan Senin kemaren media online ini menampilkan belasan berita terkait Pak Harto.
Dari kenyataan ini telah membuktikan, gencarnya media massa memberitakan wafatnya Pak Harto bukanlah suatu hal yang berlebihan, apa lagi sampai dituding punya kepentingan tertentu. Semua itu tidak lepas, karena pengelola media massa punya naluri bisnis yang menganggap moment tersebut memiliki nilai berita yang besar untuk dapat dijual.[b](Ad)
Kenapa Wafatnya Pak Harto Begitu Gencar Diberitakan Media Massa? (Bagian 2-Habis)
Kiki
Selasa, 29 Januari 2008 - 15:04:50 WIB
Pilihan Redaksi
IndexKabar Gembira, Khusus hanya di Bulan Maret ini KTA PWI Mati Bisa Dipulihkan
Peringati HPN 2024, SMSI Riau Do'a Bersama dan Potong Tumpeng
PWI Riau Syukuran dan Potong Tumpeng Warnai HPN ke 78, Raja Isyam: Refleksi Diri Insan Pers
Pengurus SMSI Riau Silaturahmi ke PHR, Rinta: Kita Siap Dukung Program SMSI
Lampaui Target, Donor Darah PWI Riau Berhasil Kumpulkan 150 Kantong Darah
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Umum
Kabar Gembira, Khusus hanya di Bulan Maret ini KTA PWI Mati Bisa Dipulihkan
Jumat, 01 Maret 2024 - 10:40:19 Wib Umum
Pasca Pemilu 2024, APDESI Rohul Ajak Masyarakat Pererat Silaturahmi
Jumat, 23 Februari 2024 - 20:23:25 Wib Umum
Peringati HPN 2024, SMSI Riau Do'a Bersama dan Potong Tumpeng
Sabtu, 10 Februari 2024 - 18:39:45 Wib Umum
PWI Riau Syukuran dan Potong Tumpeng Warnai HPN ke 78, Raja Isyam: Refleksi Diri Insan Pers
Jumat, 09 Februari 2024 - 20:30:26 Wib Umum